“Pelaku tidak ditahan sampai saat ini, dan proses mengambang setelah belasan hari,” ucap Nadia.
Berdasarkan informasi, kata Nadia, diduga pelaku merupakan anak polisi berpangkat Kombes yang saat ini berdinas di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Anak petinggi polisi dan anak dari artis lawas, tahun 90-an,” kata Nadia.
Dari pengakuan Nadia, hanya seorang yang mengaku bernama Rudi menghubungi keluarga pascakejadian.
“Rudi yang mengaku saudara pelaku. Rudi bilang orang tua pelaku masih di luar kota dan tidak menggunakan HP. Sehingga tidak bisa bertemu bahkan mengucap belasungkawa sekalipun sampai detik ini,” katanya.
Kejanggalan lain juga nampak dari keterangan polisi yang menyebut jika Syamil hanya mengalami lecet, tidak sampai meninggal dunia. Hanya perlu perawatan di rumah sakit. Surat itu pun di kirim ke keluarga Bayu, bukan ke keluarga Syamil.
“Lalu adik aku juga yang dinyatakan mengendarai motor padahal bukan. Identitas adik aku tertulis mahasiswa padahal masih SMA. Padahal data diri dompet, tas dan lain-lain itu hilang tidak ditemukan,” ungkapnya.
Ia menuturkan pihak kepolisian saat itu juga memberi kabar kalau adiknya telah meninggal dunia di tempat, dan pelaku bakal ditangkap. Namun nyatanya hingga saat ini pelaku juga belum ditangani petugas.
“Surat kematian yang dikeluarkan rumah sakit juga tidak tertulis bahwa penyebab kematian karena kecelakaan lalu lintas, melainkan karna penyakit tidak menular,” jelas Nadia.
Baca Juga: Diduga Aniaya Anggota TNI AL di Cilandak, Pak Ogah Langsung Ditangkap dan Diproses Polisi
Nadia beserta keluarga telah berupaya meminta keterangan kepada pihak kepolisian tentang orang tua pelaku. Namun mereka hanya dipertemukan oleh orang yang bukan bagian dari keluarga pelaku.