Suara.com - Seorang remaja bernama Muhammad Syamil Akbar (18) tewas usai tertabrak mobil Mercedes Benz type GLA 200 dengan nomor polisi D 1127 DQ pada Minggu (12/3) dinihari lalu.
Kakak Syamil, Nadia Utami, menuturkan peristiwa nahas ini bermula ketika adiknya Syamil sedang melaju dari arah Cilandak menuju arah pulang. Saat itu Syamil berboncengan dengan rekannya, Bayu.
Bayu yang saat itu mengendarai motor milik Syamil. Sementara Syamil berada duduk di jok belakang motor Honda Vario miliknya.
Saat di perempatan traffic light Ragunan, kata Nadia, sebuah Mercedes Benz yang dikendarai oleh Maulana Malik Ibrahim menghantam Vario yang di kendarai Bayu.
Baca Juga: Diduga Aniaya Anggota TNI AL di Cilandak, Pak Ogah Langsung Ditangkap dan Diproses Polisi
“Dari arah Mampang mobil Mercy kecepatan kencang, kejadian tabrakan kemungkinan jam 12 atau jam 1 pagi, hari Minggu 12 Maret 2023,” kata Nadia saat dihubungi Suara.com, pada Rabu (29/3/2023).
Nadia menuturkan, berdasarkan keterangan beberapa rekan Syamil yang berada di lokasi, mobil bercat hitam itu sempat ingin berupaya kabur usai menabrak. Namun upaya pelarian diri itu terhenti saat rekan-rekan Syamil mengejarnya.
“Mobil berusaha kabur namun dikejar oleh teman adikku di motor yang lain dan warga disekitar sana,” kata Nadia.
Nadia mengatakan, adiknya hendak dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu. Namun nyawa Syamil tidak tertilong dan meninggal di tempat karena mengalami luka di bagian kepala, serta beberapa tulang leher dan tulang ekor mengalami keretakan.
“Akhirnya adikku dibawa ke RSUD Pasar Minggu, namun sudah meninggal saat di TKP dan temannya Bayu, dirawat di rumah sakit, sempat koma di ICU,” katanya.
Baca Juga: Anggota TNI AL Diduga Dianiaya 'Pak Ogah' di Cilandak hingga Terluka di Bagian Mulut
Nadia menuturkan, ada beberapa kejanggalan pascakematian adiknya. Kejanggalan pertama yakni pelaku atau pengendara mobil yang bernama Maulana Malik Ibrahim hingga hari ini, tidak ditahan.
“Pelaku tidak ditahan sampai saat ini, dan proses mengambang setelah belasan hari,” ucap Nadia.
Berdasarkan informasi, kata Nadia, diduga pelaku merupakan anak polisi berpangkat Kombes yang saat ini berdinas di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Anak petinggi polisi dan anak dari artis lawas, tahun 90-an,” kata Nadia.
Dari pengakuan Nadia, hanya seorang yang mengaku bernama Rudi menghubungi keluarga pascakejadian.
“Rudi yang mengaku saudara pelaku. Rudi bilang orang tua pelaku masih di luar kota dan tidak menggunakan HP. Sehingga tidak bisa bertemu bahkan mengucap belasungkawa sekalipun sampai detik ini,” katanya.
Kejanggalan lain juga nampak dari keterangan polisi yang menyebut jika Syamil hanya mengalami lecet, tidak sampai meninggal dunia. Hanya perlu perawatan di rumah sakit. Surat itu pun di kirim ke keluarga Bayu, bukan ke keluarga Syamil.
“Lalu adik aku juga yang dinyatakan mengendarai motor padahal bukan. Identitas adik aku tertulis mahasiswa padahal masih SMA. Padahal data diri dompet, tas dan lain-lain itu hilang tidak ditemukan,” ungkapnya.
Ia menuturkan pihak kepolisian saat itu juga memberi kabar kalau adiknya telah meninggal dunia di tempat, dan pelaku bakal ditangkap. Namun nyatanya hingga saat ini pelaku juga belum ditangani petugas.
“Surat kematian yang dikeluarkan rumah sakit juga tidak tertulis bahwa penyebab kematian karena kecelakaan lalu lintas, melainkan karna penyakit tidak menular,” jelas Nadia.
Nadia beserta keluarga telah berupaya meminta keterangan kepada pihak kepolisian tentang orang tua pelaku. Namun mereka hanya dipertemukan oleh orang yang bukan bagian dari keluarga pelaku.
“Kami dipertemukan dengan saudara Olop, yang mengaku pengacara dari keluarga pelaku. Pertemuan tersebut membahas rencana pertemuan dengan orangtua pelaku namun sampai saat ini tidak terjadi dan tidak ada kabar,” beber Nadia.
Nadia menilai, perkara ini sengaja ditutupi lantaran berdasarkan informasi, pelaku atas nama Maulana Malik Ibrahim diduga merupakan anak dari petinggi Polri di Polda Nusa Tenggara Barat (NTB)
“Kami dapatkan bahwa, pelaku bernama Maulana Malik Ibrahim yang di duga anak petinggi Polri NTB,” tutupnya.