Koster dan Ganjar Tolak Timnas Israel, Analis: Kental Nuansa Politik, Terkesan Berbeda Sikap dengan PDIP

Selasa, 28 Maret 2023 | 19:09 WIB
Koster dan Ganjar Tolak Timnas Israel, Analis: Kental Nuansa Politik, Terkesan Berbeda Sikap dengan PDIP
Kolase Foto Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan Gubernur Bali Wayan Koster. [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernyataan penolakan kedatangan Timnas Israel yang disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dinilai sarat dengan muatan politis. Bahkan, terkesan berbeda dengan sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai yang menaungi mereka.

Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, kedua kepala daerah yang menjadi representasi PDIP tersebut malah terlihat seperti pahlawan kesiangan.

"Penolakan itu kental nuansa politik, karena ada kesan berbeda dengan sikap PDIP selama ini yang cenderung terbuka pada aspek relasi internasional," kata Dedi saat dihubungi, Selasa (28/3/2023).

Ia mengemukakan, kompetisi Piala Dunia U-20 sebenarnya tidak terkait langsung dengan sistem politik negara. Sebab, hal itu menjadi wewenang FIFA sebagai induk sepak bola dunia dan Israel menjadi bagian darinya. Sehingga, menolak Israel bertanding di gelaran FIFA merupakan sikap kurang bijak.

Baca Juga: Rumor FIFA Pindahkan Tuan Rumah Piala Dunia U-20 dari Indonesia ke Peru, FPI: Alhamdulillah, Perjuangan Kita Berhasil

"Jika memungkinkan alasannya soal pengakuan negara, maka cukup dengan memberi syarat misalnya menolak pengibaran bendera negara Israel atau adanya simbol-simbol negara Israel," tuturnya.

Selain itu, kata dia, Indonesia menjalankan sistem bebas aktif dalam kebijakan internasional. Justru dengan kebijakan tersebut akan menjadi aneh, jika Israel ditolak untuk bertanding.

"Warga Indonesia sering berkunjung ke Israel, jika mengacu pada aspek penolakan politisi PDIP, harusnya mereka juga mengecam warga kita yang datang ke sana, bisa dimulai dengan mengecam Yahya Staquf. Jika tidak, maka PDIP sedang menjadikan isu ini untuk propaganda politik," tuturnya.

Ia pun menilai yang dilakukan PDIP tersebut seperti pahlawan kesiangan, apalagi pemerintah sudah meneken kesepakatan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2019.

"Tentu mereka berupaya menjadi pahlawan kesiangan, sekaligus menandai ketakutan politis," tuturnya.

Baca Juga: Profil Ganjar dan Wayan Koster: Gubernur dari PDIP Penolak Israel, Picu 'Kisruh' Piala Dunia U-20?

Dedi juga mengemukakan, secara tren elektabilitas, PDIP saat ini sedang menurun. Kemudian isu penolakan Israel tersebut dianggap menarik bagi PDIP.

"PDIP bisa saja menyadari jika Elektabilitas partai sedang menurun, setidaknya dari catatan survei IPO, dan isu ini dianggap menarik, karena di sisi lain bakal rival mereka alami kenaikan Elektabilitas, semisal koalisi perubahan," katanya.

Penolakan

Sebelumnya, penolakan Timnas Israel U-20 dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia berbuntut panjang. Penolakan Tim Israel yang paling mencuri perhatian yakni dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali, Wayan Koster.

Dampaknya, Indonesia bisa menerima hukuman terberat dari FIFA yakni pembekuan sepakbola secara keseluruhan.

Ganjar dan Koster sendiri sebelumnya sudah mengungkapkan alasan mereka menolak kedatangan Timnas Israel sebagai bentuk dukungan kemerdekaan Palestina sesuai amanat Presiden RI pertama, Soekarno.

Padahal, belakangan Dubes Palestina sudah mengkonfirmasi tidak mempermasalahkan kedatangan Timnas Israel di Piala Dunia U-20. Penolakan Israel ternyata tidak muncul dari Ganjar dan koster sebagai individu melainkan juga datang dari pertai yang menaungi mereka, PDIP.

Sejumlah DPD sudah menyatakan bahwa mereka menolak Israel dengan alasan yang sama dengan kedua kader mereka tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI