Suara.com - Evita Nursanty, anggota DPR RI dari Fraksi PDIP dinilai blunder karena pernyataannya menolak wacana Indonesia mengimpor kereta bekas dari Jepang. Hal itu disampaikan Evita dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang dilaksanakan Komisi VI DPR RI bersama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada Senin (27/3/2023) kemarin.
Alasan Evita tak setuju pada wacana impor kereta bekas karena untuk saat ini rencana tersebut dinilai tak ada urgensinya. Dia menilai chaos atau kekacauan pada transportasi KRL hanya bersifat momentum, seperti Lebaran dan Tahun Baru. Warganet lantas menilai bahwa Evita tidak bisa membedakan antara KRL dan kereta api jarak jauh (KAJJ).
Simak profil Evita Nursanty yang dinilai blunder soal pernyataan impor KRL bekas dari Jepang berikut ini.
Profil Evita Nursanty
Evita Nursanty merupakan anggota DPR RI dari fraksi PDIP di Komisi VI yang menangani Perdagangan, Koperasi, UMKM, BUMN, Investasi, dan Standardisasi. Perempuan kelahiran Palembang, 6 April 1960 ini menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah III. Dia telah menjabat sebagai anggota DPR selama 2 periode.
Evita sempat menempuh pendidikan di beberapa universitas seperti Business di Cabrillo College California tahun 1982-1984 kemudian Politeknik Negeri Jakarta jurusan Administrasi Niaga pada tahun 2003-2007. Setelahnya, Evita mengambil jurusan Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran pada tahun 2012-2016.
Sebelum jadi anggota DPR, Evita menjabat sebagai Executif Secretary di Bali Haytt Hotel dari tahun 1984-1987. Dia juga pernah bekerja di PT Trans Indra Consultant juga sebagai Executif Secretary dari tahun 1980-1981 dan Bussines Center Manager di Hotel Mandarin Oriental Jakarta.
Pada 1991-2009 Evita menjadi Managing Director di PT. Royalindo Exspoduta. Dia lantas menjabat menjadi direktur di Rose Bank Asset pada tahun 2002-2009 dan direktur utama PT. Infransindo International dari tahun 2005-2007. Evita terjun ke dunia politik pada tahun 2014 ketika dia maju sebagai caleg dan terpilih jadi anggota Komisi I DPR RI tahun 2014-2019 dan melanjutkan hingga 2 periode.
Viral Gegara Pernyataan Kontroversial Urgensi Impor KRL Bekas
Baca Juga: Hukum Zakat Mal Pakai Amplop Berlogo Partai Politik di Dalam Masjid Versi Bawaslu
Dalam video viral, Evita Nursanty menentang wacana impor KRL bekas dari Jepang. Pernyataan Evita yang menjadi sorotan adalah dia mengatakan bahwa KRL hanya chaos (kacau) pada hari-hari tertentu saja.
"Sekarang apa kita chaos? Kalau kita tidak impor ini barang apa kita chaos. Kita biasanya chaos itu di tahun baru, Lebaran, ini kan sudah lewat semua ke-chaos-an kita, apa ini suatu urgensi kalau kita tidak impor?" katanya.
Imbas pernyataan itu, Evita mendapat tantangan dari warganet untuk menjajal transportasi KRL saat rush hour atau jam padat. Tantangan itu adalah respon atas pernyataan Evita yang dinilai tak bisa membedakan KRL dengan Kerta Api Jarak Jauh (KAJJ).
Warganet menyebut Evita sebagai contoh nyata pejabat yang tak pernah merasakan menggunakan transportasi umum untuk kegiatan sehari-hari karena tak bisa membedakan KRL dengan KAJJ.
"Statement ibu ini benar-benar mencerminkan bahwa dia gak pernah naik KRL. Dikiranya KRL ramai cuma saat lebaran sama tahun baru aja, hebat emang," kata seorang netizen.
Kontributor : Trias Rohmadoni