Suara.com - Mantan Kapolres Bukit Tinggi AKBP Dody Prawiranegara mengajukan justice collaborator (JC) seusai dituntut 20 tahun penjara atas kasus penilapan barang bukti sabu-sabu di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (27/3/2023).
Permohonan justice collaborator disampaikan tim kuasa hukum Dody di hadapan Majelis Hakim.
"Kami ingin mengajukan permohonan status JC terhadap terdakwa Dody Prawiranegara," kata salah satu tim kuasa hukumnya.

Mereka menilai Majelis Hakim layak memutuskan justice collaborator kepada Dody, karena keterangan selama persidangannya telah membuat kasus ini menjadi lebih jelas.
"Dari awal proses penyidikan, penuntutan sampai persidangan, sudah mengungkap seluruh fakta-fakta, membongkar semuanya sampai jenderal bintang dua," kata kuasa hukum Dody.
"Kami mohon sesuai dengan prinsip keadilan dan mekanisme peracara, kami mohon kiranya permohonan ini dapat diterima sehingga masyarakat bisa melihat kejujuran, masih bisa dipertimbangkan di persidangan ini," sambungnya.
Dituntut 20 Tahun Bui
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum meminta majelis hakim untuk menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara kepada Dody.
"Menjatuhkan pidana terdapat terdakwa Dody Prawiranegara selama 20 tahun, dan denda sebesar Rp 2 miliar subsider 6 bulan penjara dikurangi masa penahanan yang telah dijalani terdakwa," kata Jaksa.
Baca Juga: Dituntut 20 Tahun Penjara, Mengingat Lagi Peran Dody Prawiranegara di Kasus Teddy Minahasa
Adapun hal yang meringankannya menurut Jaksa, yaitu mengakui perbuatannya. Sementara hal yang memberatkannya, kata Jaksa, Dody terbukti menukar barang bukti sabu menjadi tawas. Kemudian dia juga dianggap mencoreng nama baik Polri.