Suara.com - Mandi wajib saat puasa menjadi pembahasan di kalangan umat islam terutama di bulan Ramadhan. Mandi wajib selalu berkaitan dengan kebutuhan pasangan melakukan hubungan. Jadi, bagaimana hukum, tata cara, dan niat mandi wajib saat puasa?
Hukum mandi wajib saat puasa
Mandi wajib saat puasa tidak masalah. Hal itu disampaikan oleh Buya Yahya. Namun dengan ketentuan bahwa pasangan suami istri melakukan hubungan sebelum adzan subuh, yakni setelah berbuka dan sebelum makan sahur.
Jika melakukannya di waktu-waktu tersebut, maka tidak masalah mandi wajib setelah subuh. Akan tetapi, jika mereka melakukannya setelah adzan subuh lalu mandi wajib,m maka perbuatan itu telah membatalkan niat puasanya.
Baca Juga: Gosok Gigi dan Mencicipi Makanan Saat Puasa, Boleh? Ini Kata Abu Yahya Badrusalam
Sebuah hadis dari Aisyah dan Ummu Salamah radhiallahu ‘anhuma, membahas masalah ini. Hadis itu berbunyi: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki waktu subuh, sementara beliau sedang junub karena berhubungan dengan istrinya. Kemudian, beliau mandi dan berpuasa.” (HR. Bukhari 1926 dan Turmudzi 779).
Hanya saja sebelum makan sahur, dianjurkan untuk mengambil wudhu terlebih dahulu. Hal itu disampaikan oleh Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada dalam kondisi junub, kemudian beliau ingin makan atau tidur, beliau berwudhu sebagaimana wudhu ketika hendak shalat.” (H.r. Muslim, 305).
Tata cara mandi wajib saat puasa
Mandi wajib saat puasa juga harus dimulai dari membaca niatnya terlebih dahulu. Bunyi niat mandi wajib saat puasa adalah sebagai berikut:
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhol lillaahi ta'aala
Baca Juga: Lupa Mandi Wajib Saat Puasa Ramadhan Bisa Membatalkan Puasa? Begini Penjelasan Buya Yahya
Artinya: Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardu karena Allah ta'ala.
Jika mandi wajib dilakukan oleh seorang perempuan yang baru saja selesai haid, maka bunyi niat mandi wajibnya berbeda. Berikut bacaan niat mandi wajib untuk perempuan yang baru selesai haid.
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil haidi lillahi Ta'ala.
Artinya: Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta'ala.
Setelah membaca niat, dilanjutkan dengan mencuci tangan sampai tiga kali untuk membersihkan tangan dari najis.
Setelah membersihkan tangan, dilanjutkan dengan membersihkan bagian kemaluan ang dianggap kotor. Dilanjutkan dengan mencuci kembali tangan pakai sabun.
Kalau sudah, lanjutkan dengan berwudhu dengan niat wudhu seperti biasa saat mau melakukan sholat.
Setelah itu, basahi kepala dengan air sebanyak tiga kali dari pangal rambut seperti saat mau keramas seperti biasanya.
Dilanjutkan dengan mengurai rambut dengan jari untuk membersihkan kotoran yang menempel di rambut. Baru setelah itu mengguyurkan air ke seluruh tubuh mulai dari bahu kanan lalu bahu kiri.
Kalau sudah, Anda bisa lanjutkan dengan rutinitas mandi seperti biasa, mencuci tubuh pakai sabun dan seterusnya sampai selesai.
Tujuan dari mandi wajib saat puasa adalah mensucikan diri dari hadas besar jadi sebaiknya dilakukan dengan benar sesuai ajaran Islam.
Demikian itu secara singkat penjelasan mandi wajib saat puasa. Hal ini tidak membatalkan puasa jika sesuai dengan syarat-syarat yang sudah disinggung dalam hadis di atas.
Kontributor : Mutaya Saroh