Suara.com - Tiga korban kebakaran kapal MT Kristin pengangkut bahan bakar minyak (BBM) Pertamina masih hilang di laut Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) pun hingga Minggu (26/3/2023) pukul 14.50 WITA, masih berupaya melakukan pencarian.
Kepala Kantor SAR Mataram Lalu Wahyu Efendi mengatakan, pihaknya telah menerjunkan 14 anggotanya untuk mencari tiga korban tersebut. Tujuh orang juga dikerahkan dari tim rescue KPP Mataram untuk membantu pencarian.
"Sebanyak 14 orang tim RB 220 dan 7 orang tim rescue KPP Mataram sudah dikerahkan untuk melakukan pencarian terhadap tiga korban yang dilaporkan hilang," kata Wahyu Efendi di Mataram.
Wahyu melanjutkan, para personel terus mencari korban dengan melakukan penyisiran perairan di sekitar lokasi kebakaran kapal. Mereka terjun dengan menggunakan perahu jenis Rigid Inflatable Boat (RIB) 02 dan RB 220, ditambah perahu karet.
Baca Juga: Bayi 4 Bulan Korban Hanyut di Kediri Ditemukan, Satu Anak Lagi Masih Dicari
"Alat utama lainnya yang digunakan adalah peralatan SAR air, alat komunikasi, dan alat medis," katanya.
Wahyu menjelaskan bahwa upaya pencarian juga melibatkan tim gabungan lainnya. Mulai dari personel Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda NTB, anggota TNI Angkatan Darat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, awak kapal TB Samudra 02, dan warga setempat.
"Tim gabungan sudah melakukan pencarian sejak sore hari, namun hasilnya nihil hingga malam hari," ujarnya.
Kapal MT Kristin, kata dia, membawa sebanyak 17 awak kapal. Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 orang berhasil diselamatkan dan sudah dievakuasi ke Terminal BBM Ampenan, Kota Mataram. Sedangkan tiga orang lainnya belum ditemukan dan masih dalam pencarian.
Informasi yang diterima Kantor SAR Mataram, haluan kapal MT Kristin tiba-tiba meledak ketika persiapan labuh jangkar di perairan sekitar TBBM Ampenan pada pukul 14.36 Wita.
Baca Juga: Kapal BBM Pertamina Terbakar di Laut Mataram, Tiga ABK Dilaporkan Tewas
Awak kapal sudah berupaya melakukan pemadaman api dengan alat pemadaman kapal laut, namun api tetap tidak bisa dikendalikan sehingga nakhoda kapal memerintahkan semua orang meninggalkan kapal.
"Pada pukul 15.18 WITA, sebanyak 14 awak kapal berhasil dievakuasi dan tiga orang masih belum diketahui keberadaannya sampai saat ini," ucap Wahyu. [ANTARA]