Suara.com - Kejanggalan transaksi Rp 349 triliun di Kementerian Keuangan yang diungkap ke publik bakal dibahas di rapat dengar DPR RI. Adapun Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD akan datang untuk mewakili pemerintah dalam membahas persoalan tersebut.
Anggota Komisi III DPR RI Benny K Harman pun menyambut baik kedatangan tersebut dengan sukacita dan gembira. Ia juga mengaku siap menerima tantangan Mahfud untuk adu logika dan argumentasi saat rapat di Komisi III DPR pada Rabu (29/3/2023).
Benny menegaskan bahwa ia tidak ingin DPR dinilai sebagai tukang stempel. Karena itu, ia bakal menyambut kedatangan Mahfud MD sebagai Menko Polhukam untik menjelaskan dana ilegal yang terpendam di Kemenkeu.
Rekam Jejak Benny Harman
Benny Kabur Harman merupakan seorang politisi yang lahir di Denge, Satarmese, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur pada Rabu, 19 September 1962. Benny merupakan anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat hingga kini.
Benny menikahi Drg Maria goreti Ernawati Harman. Keduanya dikaruniai seorang anak perempuan bernama Maria Cacelia Stevi Harman.
Benny mengenyam pendidikan Flores selama jenjang sekolah dasar hingga menengah atas. Kemudian ia pergi ke Malang untuk mengambil studi jurusan hukum di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Setelah lulus, ia mencoba memasuki dunia kerja kemudian melanjutkan pendidikannya jenjang magister di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Pada saat itu, Benny sudah terlibat dalam berbagai kegiatan organisasional yang salah satunya yakni pendiri sekaligus Direktur Perhimpunan bantuan Hukum Indonesia sejak 1965 hingga 1998.
Baca Juga: Mahfud MD Tantang Benny Harman hingga Arteria Dahlan Hadiri Rapat Transaksi Rp 349 Triliun
Tak berhenti di jenjang magister, Benny melanjutkan studi di bidang hukumnya pada jenjang doktor. Benny mengambil jurusan hukum tersebut di Fakultas Hukum Universitas indonesia pada 2001 hingga 2006.
Kemudian, Benny turut mendirikan Center for information and Economic Law Studies (CINLES). Sosoknya semakin dikenal sejak menjadi salah satu anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Demokrat pada Pemilihan Umum 2004.
Namun jejak politiknya dimulai saat bergabung dengan Partai Keadilan dan Persatuan PKPI dan lolos ke Senayan periode 2004 hingga 2009. Benny kemudian pindah ke Partai Demokrat hingga saat ini.
Benny sempat menggandeng Alfred M Kase dan maju sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2008.
Pada 2013, Benny sempat mencoba lagi dengan Willem Nope yang diusung Partai Demokrat. Tak menyerah juga, Benny mencoba lagi pada 2018 bersama Benny Alexander Litelnoni tetapi tidak berhasil mendapatkan jabatan tersebut.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma