Survei SMRC: Siapapun yang Maju Ganjar, Prabowo atau Anies Tak Punya Masalah dengan Polarisasi

Kamis, 23 Maret 2023 | 17:52 WIB
Survei SMRC: Siapapun yang Maju Ganjar, Prabowo atau Anies Tak Punya Masalah dengan Polarisasi
Pendiri Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Saiful Mujani. (tangkapan layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil survei dari Saiful Munjani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan tiga tokoh politik yang digadang-gadang akan maju sebagai calon presiden (bacapres) pada Pemilu 2024 mendatang tidak terikat dengan polarisasi.

Ketiga tokoh yang dimaksud adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

Direktur Eksekutif SMRC Saiful Mujani menjelaskan, secara umum konsep polarisasi yang paling relevan di Indonesia, yakni campur tangan negara dalam urusan ekonomi.

Hasilnya masyarakat Indonesia memilih negara ikut serta dalam urusan kesejahteraan bersama. Skala kurvanya berada pada posisi kiri.

“Secara umum, data ini menunjukkan masyarakat menginginkan agar negara lebih banyak berperan untuk kesejahteraan masyarakat. Cukup kiri jika menggunakan istilah di Amerika atau sosialis dalam istilah Eropa.” kata Saiful dalam keterangannya, Kamis (23/3/2023).

Dari data yang dipaparkan SMRC, Saiful menyebut sejauh ini tidak ada indikasi terjadinya polarisasi di masyarakat Indonesia.

Sebab, dalam skala kurva survei SMRC tidak menunjukkan adanya pilihan yang berseberangan antara ekstrem kiri dan kanan melainkan dominan di tengah-tengah.

Saiful lalu mengaitkan data tersebut dengan pemilihan presiden yang akan berlangsung pada Pemilu 2024 mendatang. Jika Anies berhadapan dengan Ganjar, maka kedua pemilihnya berada pada spektrum di tengah.

Namun begitu, Saiful menjelaskan adanya potensi polarisasi yang lebih tinggi pada pemilih Anies dibanding pemilih Ganjar.

Baca Juga: Tidak Ada Polarisasi, Pendukung Anies, Ganjar dan Prabowo Sama-sama Pro Negara untuk Urusan Ekonomi

“Persaingan Anies dan Ganjar tidak membuat masyarakat terpolarisasi dari spektrum ideologi ekonomi kiri dan kanan atau pro-negara dan pasar,” ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI