Artinya: Ramadhan telah tiba. Seandainya para hamba Allah mengetahui terhadap apa-apa yang ada dalam Ramadhan, maka umatku pasti berharap agar bulan ini tetap ada selama setahun penuh. (Syekh Nashr ibn Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, h. 186).
Hadirin rahimakumullah
Mengulas tentabg Ramadhan maka tak akan bisa lepas dari salah satu rukun Islam, yakni puasa. Ibadah ini diwajibkan kepada seluruh umat Islam yang telah memenuhi syarat wajibnya. Puasa sendori merupakan ibadah yang sangat mulia di sisi Allah SWT sebab pahala yang akan diperoleh langsung diberikan oleh Allah SWT tanpa perlu ditanyakan lagi jumlah lipat-gandanya. Allah SWY berfirman dalam hadits qudsi,
“Setiap kebaikan yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan dari sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat kecuali puasa, sebab puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya kepada orang-orang yang telah menahan syahwat, makan, dan minum karena-Ku. Puasa adalah perisai. Ada dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa: bahagia ketika berbuka dan bahagia ketika berjumpa dengan Rabb-nya pada hari kiamat” (Syekh Nashr ibn Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, h. 185).
Di satu sisi, Nabi Muhammad SAW menjelaskan tentabg keutamaan puasa Ramadhan
Artinya: Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dalam keadaan iman dan ihtisab, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki, Khashaisu Ummati-l Muhammadiyyah, Hai’atu-sh Shofwati-l Malikiyyah, h. 192).
Hadirin rahimakumullah
Bercermin pada hadits tersebut, agar kita semua bisa memperoleh keutamaan-keutamaan Ranadhan yang telah dijelaskan, maka setidaknya ada dua syarat yang harus dilakukan antara lain:
Pertama, puasa dalam keadaan beriman. Iman yang dimaksud disini adalah membenarkan semua balasan serta pahala yang telah dijanjikan oleh Allah SWT.
Baca Juga: Jusuf Hamka Cerita Ibu Kristen yang Toleran, Dibangunkan Sahur-Beli Wajan Khusus Jaga Kehalalan
Kedua, puasa dalam keadaan ihtisab, yakni mengharap ridha Allah SWT. Bukan puasa lantaran takut menjadi bahan penggunjingan dikehidupan orang lain.