Suara.com - Khutbah Jumat adalah salah satu dari rukun yang harus dilakukan oleh umat muslim ketika mengerjakan sholat Jumat. Khutbah disampaikan kepada jamaah untuk menambah pengetahuan, memberi petunjuk dan kebaikan lainnya. Memasuki bulan Ramadhan, berikut contoh khutbah Jumat tentang puasa singkat dan penuh makna.
Selain khutbah, rukun sholat Jumat lainnya ada, membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW hamdalah, membaca ayat suci Al -Qur’an, berwasiat serta memohon ampunan Allah SWT untuk kaum muslimin. Nah di bulan yang penuh berkah ini, khutbah Jumat biasanya banyak bertemakan tentang keistimewaan Ramadhan.
Contoh Khutbah Jumat Tentang Puasa Singkat
Di bawah ini terdapat contoh teks khutbah Jumat tentang puasa Ramadan yang singkat, penuh makna dan menyentuh hati dilansir dari laman NU online.
Baca Juga: Jusuf Hamka Cerita Ibu Kristen yang Toleran, Dibangunkan Sahur-Beli Wajan Khusus Jaga Kehalalan
Memahami Keutamaan Bulan Ramadhan
Assalamualaikum Wr.Wb.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT sehingga kita semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat tanpa kurang satu apapun.
Tak terasa saat ini kita sudah berada pada Jumat pertama dari syahrillah, syahrin mubarak, atau bulan Ramadhan. Bulan yang mulia ini merupakan satu-satunya bulan di dalam sistem penanggalan Hijriah yang beberapa kali disebut dalam Al-Qur’an. Nabi Muhammad SAW menjelaskan kemuliaan tentang bulan Ramadhan, maka beliau bersabda:
Artinya: Ramadhan adalah bulan Allah. Keutamaannya dibanding bulan-bulan lain adalah bagaikan keutamaan Allah dibanding dengan makhluk-Nya. (Syekh Nashr ibn Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, Daru-l Kutubi-l Ilmiyyah, h. 186).
Baca Juga: Menu Buka Puasa Mulai dari Es Pisang Ijo, Kolak hingga Mie Glosor Bisa Dibuat di Rumah
Selain itu, dalam satu kesempatan ketika Ramadhan tiba, beliau juga menyampaikan kepada para sahabatnya.
Artinya: Ramadhan telah tiba. Seandainya para hamba Allah mengetahui terhadap apa-apa yang ada dalam Ramadhan, maka umatku pasti berharap agar bulan ini tetap ada selama setahun penuh. (Syekh Nashr ibn Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, h. 186).
Hadirin rahimakumullah
Mengulas tentabg Ramadhan maka tak akan bisa lepas dari salah satu rukun Islam, yakni puasa. Ibadah ini diwajibkan kepada seluruh umat Islam yang telah memenuhi syarat wajibnya. Puasa sendori merupakan ibadah yang sangat mulia di sisi Allah SWT sebab pahala yang akan diperoleh langsung diberikan oleh Allah SWT tanpa perlu ditanyakan lagi jumlah lipat-gandanya. Allah SWY berfirman dalam hadits qudsi,
“Setiap kebaikan yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan dari sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat kecuali puasa, sebab puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya kepada orang-orang yang telah menahan syahwat, makan, dan minum karena-Ku. Puasa adalah perisai. Ada dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa: bahagia ketika berbuka dan bahagia ketika berjumpa dengan Rabb-nya pada hari kiamat” (Syekh Nashr ibn Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, h. 185).
Di satu sisi, Nabi Muhammad SAW menjelaskan tentabg keutamaan puasa Ramadhan
Artinya: Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dalam keadaan iman dan ihtisab, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki, Khashaisu Ummati-l Muhammadiyyah, Hai’atu-sh Shofwati-l Malikiyyah, h. 192).
Hadirin rahimakumullah
Bercermin pada hadits tersebut, agar kita semua bisa memperoleh keutamaan-keutamaan Ranadhan yang telah dijelaskan, maka setidaknya ada dua syarat yang harus dilakukan antara lain:
Pertama, puasa dalam keadaan beriman. Iman yang dimaksud disini adalah membenarkan semua balasan serta pahala yang telah dijanjikan oleh Allah SWT.
Kedua, puasa dalam keadaan ihtisab, yakni mengharap ridha Allah SWT. Bukan puasa lantaran takut menjadi bahan penggunjingan dikehidupan orang lain.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita dalam menjalani puasa Ramadhan memahami kemuliaan ibadah ini, menjaga lisan dari dusta, ghibah, fitnah, menjaga selueuh anggota badan dari perbuatan maksiat, menjaga hati dari sifat hasad, iri, dengki dan tidak memusuhi sesama manusia. Jika kita tidak menjauhi sifat-sifat tercela itu, maka dikhawatirkan kita akan masuk dalam golongan orang-orang yang disabdakan oleh Rasulullah.
Artinya: Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapat secuil apapun dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus. (Imam al-Ghazali, Bidayatu-l Hidayah, bab Adabu-sh Shiyam).
Demikianlah kutbah Jumat yang bisa saya sampaikan hari ini. Akhir kata
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Demikian tadi contoh khutbah Jumat tentang puasa singkat dan penuh makna. Semoga ibadah puasa Ramadhan kita berjalan lancar dan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari