Ketirnya Pedagang Thrifting Pasar Senen Hadapi Larangan Pemerintah: Tidak Bisa Tidur Takut Lapak Diangkut

Rabu, 22 Maret 2023 | 16:53 WIB
Ketirnya Pedagang Thrifting Pasar Senen Hadapi Larangan Pemerintah: Tidak Bisa Tidur Takut Lapak Diangkut
Protes pedagang Pasar Senen terhadap larangan pemerintah yang melarang impor pakaian bekas, Rabu (22/3/2023). (Suara.com/Dea)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lantai 2 Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat dipadati pengunjung yang tengah menikmati libur Hari Raya Nyepi dan menyambut Ramadan. Namun, nyatanya jumlah pengunjung tidak lebih banyak dibanding hari-hari libur sebelumnya.

Teriakan penjual pakaian bekas di Pasar Senen saling bersahutan untuk menarik pembeli. Mulai dari kaos, celana, tas, hingga sepatu dibanderol dengan harga mulai dari Rp 10 ribu.

Meski begitu, Peraturan Kementerian Perdagangan Nomor 51/M-Dag/PER/7/2015 tentang larangan impor pakaian bekas menjadi kekhawatiran bagi para pedagang. Sejumlah banner yang menunjukkan penolakan aturan tersebut terpampang di Lantai 2 Blok III Pasar Senen.

"Bukan thrifting yang membunuh UMKM, tapi pakaian impor dari Cina yang menguasai 80 persen pasar Indonesia,” demikian banner tersebut tertulis.

Baca Juga: Menakar Untung Rugi Larangan Pakaian Bekas dari Luar Negeri Alias Thrifting

Situasi Pasar Senen setelah adanya larangan impor pakaian bekas oleh pemerintah, Rabu (22/3/2023). (Suara.com/Dea)
Situasi Pasar Senen setelah adanya larangan impor pakaian bekas oleh pemerintah, Rabu (22/3/2023). (Suara.com/Dea)

Kekhawatiran pedagang pakaian bekas Pasar Senen sejalan dengan keluhan AR (41) yang menjual berbagai jenis jaket bekas. Bukan hanya takut kehilangan pembeli, dia juga khawatir kiosnya ditutup aparat.

"Khawatir banget. Sudah beberapa hari semenjak kebijakan itu enggak bisa tidur karena kita kan pedagang tergantung dari sini hidupnya, bisa bantu keluarga dari sini, buat makan dari sini. Jadi, kalau ibaratnya sampai ditutup ya kecewa banget,”kata AR saat ditemui Suara.com, Rabu (22/3/2023).

Meski mengaku baru merintis usahanya selama tiga tahun, AR mengatakan dia dan keluarganya menyambung hidup dengan penjualan jaket impor bekas ini. Sayangnya, upaya pemerintah untuk menggalakkan larang penjualan pakaian bekas membuat pendapatannya makin berkurang.

"Pembeli juga berkurang, peminatnya juga berkurang, enggak kayak biasanya,” ucap sambil menunduk.

Penampakan salah satu gudang utama pakaian impor bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2023). (Suara.com/Dea)
Penampakan salah satu gudang utama pakaian impor bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2023). (Suara.com/Dea)

Bahkan, momen jelang Ramadan yang sebelumnya membuat pendapatan meningkat, kali ini AR mengaku tidak bisa berharap banyak. Sebab, muncul anggapan bahwa penggunaan pakaian bekas tidak baik untuk kesehatan.

Baca Juga: 'Kita Cari Makan Doang!' Teriak Pedagang Saat Polisi Sita 7.113 Bal Pakaian Impor Bekas Pasar Senen

"Dari dulu orang pakai baju bekas, saya enggak pernah dengar ada yang meninggal gara-gara pakai baju bekas,” katanya.

Hal serupa juga dirasakan oleh ST (30) yang mengaku terdampak dari larangan penjualan pakaian bekas. Alasan pemerintah agar produk lokal lebih diminati masyarakat dibanding pakaian bekas impor membuat ST pasrah. Dia berharap pemerintah bisa memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk memilih produk yang ingin digunakan.

"Banyak yang menilai produk lokal itu mahal dan bahannya kurang bagus. Sebaiknya, masyarakat diberik kebebasan saja. Semoga dilegalkan saja thrifting ini supaya jalan terus,” kata ST.

Barang thrifting ini sebenarnya menjadi solusi bagi sejumlah masyarakat untuk mendapatkan pakaian layak pakai dengan harga murah. Seperti AN (27) yang mendatangi Pasar Senen untuk membeli dua kemeja dan satu celana panjang.

AN mengaku jeli dalam memilih pakaian bekas. Meski harganya jauh dari pakaian branded, tetapi berburu pakaian thrifting membuatnya senang saat mendapatkan pakaian berkualitas bagus dengan harga terjangkau.

"Kualitas barangnya memang harus pinter-pinter milih, tapi harganya jauh banget sama yang di mal,” ucap dia.

Untuk itu, AN menolak keras larangan pemerintah soal pakaian ipor bekas. Pasalnya, dia menyebut bukan hanya dirinya. tetapi teman-temannya juga menggemari pakaian thrift.

"Banyak peminatnya loh ini jadi jangan dilarang lah,” ujar AN.

Sebelumnya, Direntorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri bersama Polres Metro Jakarta Pusat menggerebek menggerebek gudang pakaian bekas impor Pasar Senen.

Pantauan Suara.com di Lantai 3 Blok III Pasar Senen, gudang utama pakaian bekas impor terlihat sepi dan gelap dengan garis polisi yang terpasang di depannya.

Penggerebekan yang dilakukan pada Senin (20/3/2023) itu merupakan implementasi dari arahan Presiden Joko Widodo agar penjualan pakaian barang bekas impor secara bebas bisa ditertibkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI