David Sudah Sadar dari Koma dan Mulai Jalani Terapi Stem Cell, Apa Itu?

Jum'at, 17 Maret 2023 | 16:21 WIB
David Sudah Sadar dari Koma dan Mulai Jalani Terapi Stem Cell, Apa Itu?
Jonathan Latumahina mengabarkan kondisi putranya, David Latumahina yang terus membaik saat menjalani perawatan medis di RS Mayapada, Jakarta Selatan, Selasa (7/3/2023). (Twitter @/seeksixsuck).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Korban penganiayaan anak eks pejabat pajak, Mario Dandy, David sudah lebih dari tiga minggu menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Ia mengalami penganiayaan pada 20 Februari 2023 hingga terbaring koma.

Baru-baru ini, Rustam Hatala sebagai paman dari David memberikan kabar terkait dengan kondisi dari keponakannya yang sudah 24 hari dirawat di rumah sakit. Rustam menyebut bahwa David akan menjalani terapi stem cell untuk mendukung serta meningkatkan kesadaran kognitif.

Meski demikian, kondisi dari David kian membaik terlebih kesadaran kuantitatif atau gerak motorik, yakni gerakan yang melibatkan otot-otot kecil seperti tangan, jari, dan pergelangan tangan.

Rustam menyebut, perjalanan dari David untuk bisa benar-benar pulih seperti semula masih sangat panjang. Namun, dengan adanya doa-doa yang dipanjatkan, sampai saat ini kondisi David semakin membaik.

Baca Juga: Bukan untuk Mario Dandy, Kajati DKI Jakarta Tawarkan Keluarga David Upaya Restorative Justice untuk AG

Lantas, apa itu terapi stem cell yang akan dijalani oleh David? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Melansir dari Klikdokter, terapi stem cell dipandang sebagai sebuah prosedur pengobatan yang paling menjanjikan di dunia kedokteran era kini.Terapi ini diyakini bisa mengatasi berbagai penyakit yang bahkan sulit untuk disembuhkan.

Stem cell atau sel punca merupakan sel induk yang memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri dan berubah menjadi berbagai jenis sel. Stem cell adalah satu-satunya sel dalam darah yang bisa meregenerasi tipe sel baru.

Stem cell ini bermanfaat untuk pengobatan regeneratif dan dirancang untuk memperbaiki sel-sel yang rusak di dalam tubuh dengan cara mengurangi peradangan dan memodulasi sistem kekebalan tubuh.

Oleh karenanya, pengobatan menggunakan stem cell menjadi terobosan yang memiliki potensi menyembuhkan beragam penyakit berat seperti misalnya penyakit kronis, penyakit degeneratif, dan penyakit autoimun.

Baca Juga: Kejaksaan Sarankan David Ozora Damai dengan Mario Dandy, Melanie Subono Sigap Pasang Badan

Saat ini, rumah sakit yang memberikan layanan terapi stem cell adalah Rumah Sakit Umum Pusat Dr Cipto Mangunkusumo di Jakarta dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo di Surabaya.

Kasus yang paling banyak ditangani yakni diabetes melitus, nyeri sendi lutut, stroke, penyakit jantung. Lalu ada juga penyakit hati, saraf, dan penyakit darah berbahaya lain.

Tidak hanya dua rumah sakit di atas, ada juga dua laboratorium yang sudah mengantongi izin dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk mengembangkan terapi sel punca darah tali pusat yakni ReGeniC milik PT Bifarma Adiluhung (Kalbe Group) di Jakarta serta Laboratorium Dermama milik PT Dermama Bioteknologi di Solo.

Adapun bank penyimpanan sel punca darah tali pusat sendiri didukung oleh ProSTEM atau Prodia StemCell Indonesia, Jakarta.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes) Nomor 32 Tahun 2018, stem cell yang berbahan baku dari embrio hewan atau tumbuhan tidak diperbolehkan.

Hal tersebut dikarenakan sel punca dari sumber tersebut memiliki risiko menjadi kanker berjenis teratoma sebesar 20 persen, potensi penolakan tubuh juga besar, serta dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai etik.

Oleh karenanya, sel punca yang saat ini digunakan berasal dari stem cell dewasa atau jaringan tubuh pasien itu sendiri, seperti sumsum tulang belakang.

Biaya Terapi Stem Cell

Pengobatan dengan stem cell yang diprediksi bisa mengobati segala jenis penyakit hingga bisa lepas dari konsumsi obat ternyata tidak murah. Terapi ini diperkirakan bisa menguras kantong para pasiennya dengan jumlah yang besar.

Namun sayang, pengobatan ini masih belum bisa ditanggung oleh berbagai perusahaan asuransi swasta, bahkan BPJS.

Sesuai dengan standar harga yang berlaku saat ini, 1 sel dihargai Rp 2,2. Apabila terapi diberikan dengan dosis 1 juta sel per kg Berat Badan. Jadi untuk menghitungnya bisa melihat dari berat badan, jika berat badan pasien 50 kg, maka biaya yang harus dikeluarkan yakni sekitar Rp 110 juta.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI