Suara.com - Peristiwa pemecatan seorang guru honorer di Cirebon bernama Sabil Fadhilah viral di media sosial dan menjadi perbincangan publik.
Sabil dipecat oleh sekolah tempatnya mengajar, setelah mengomentari salah satu unggahan di akun Instagram Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil @ridwankamil.
Unggahan Ridwan Kamil tersebut mengenai respon dirinya terkait siswa SMP di Tasikmalaya yang patungan membelikan sepatu untuk salah satu temannya.
Aksi tersebut diapresiasi oleh Ridwan Kamil dengan menghubungi siswa tersebut melalui layanan zoom.
Namun bukan apresiasi tersebut yang menjadi perhatian Sabil, melainkan warna jas yang dikenakan Kang Emil saat berkomunikasi dengan siswa SMP tersebut.
Saat itu Kang Emil mengenakan jas berwarna kuning, yang identik dengan Partai Golkar, tempat ia kini bernaung.
Sontak saja, Sabil lantas ikut berkomentar dengan mempertanyakan kapasitas Ridwan Kamil, apakah sebagai Gubernur atau kader partai.
"Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???? (Dalam zoom ini, kamu jadi gubernur atau kader partai atau pribadi)" tulis Sabil.
Sejumlah netizen lantas menilai komentar Sabil tidak sopan kepada Ridwan Kamil, terlebih ia menggunakan kata ‘maneh’ yang berarti kamu, namun berkonotasi kurang sopan.
Baca Juga: Guru di Cirebon yang Kritik Ridwan Kamil Pernah Diberi SP karena Merokok di Ruang Guru
Komentar Sabil lantas viral dan setelah itu ia mendapatkan dipecat dari jabatannya sebagai guru honorer di sekolah tempat ia mengajar.
Sosok Sabil Fadhilah
Melirik akun instagramnya, Sabil Fadhilah diketahui mengajar pelajaran multimedia di SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Ia kini berusia 34 tahun dan telah menikah dengan satu istri dan sudah memiliki satu orang anak. Sabil juga diketahui lulusan dari Universitas Islam Bandung (Unisba). Ia juga diketahui telah menjadi pendidik selama 8 tahun.
Di luar profesinya sebagai guru, dalam sejumlah unggahannya, Sabil juga Nampak aktif dalam organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII).
Sabil ternyata pernah bertemu langsung dengan Ridwan kamil. Halitu terlihat dalam salah satu unggahan di akun instagramnya pada 3 januari 2016.
Ketika itu, ia mengunggah foto dirinya sedang melakukan salam komando dengan Ridwan Kamil. “Wilujeng Kang Emil @ridwankamil atas perolehan suara tertinggi QC Pilkada Jabar,” tulisnya dalam unggahan itu.
Kang Emil bantah perintahkan pecat Sabil
Kabar Sabil dipecat usai mengomentari unggahannya lantas beredar luas. Ridwan kamil pun akhirnya membuat klarifikasi di akun media sosialnya.
Ia mengaku kaget dengan kabar pemecatan Sabil oleh Yayasan sekolah tempat ia mengajar. Kang Emil lantas membantah kalau dirinya ada di balik pemecatan Sabil.
Dalam klarifikasinya, ia jmengaku telah mengontak pihak yayasan dan meminta agar Sabil tidak dipecat.
“Saya sudah mengontak sekolah/yayasan, agar yang bersangkutan untuk cukup dinasehati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan,” tulisnya.
Sementara Sabil mengaku,komentarnya di akun medsos Ridwan Kamil adalah hanya sebatas kritik. Ia pun tidak menyangka kalau komentarnya bakal menjadi viral.
Sabil juga mengaku jika dirinya siap menerima semua konsekuensi atas perbuatannya itu.
Sabil pernah diberi SP karena melanggar aturan sekolah
Setelah kasusnya ramai diperbincangkan di media sosial, SMK Telkom Sekar Kemuning mengungkapkan sejumlah alasan mengapa pihaknya memecat Sabil.
Hal itu diungkapkan oleh Wakasek Kurikulum dan SDM SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon, Cahya Haryadi. Sebelum pemecatan, pihak sekolah dan yayasan sudah melakukan rapat mengenai komentar yang kurang pantas sehingga pemecatan menjadi akhir keputusan.
Menurutnya, Sabil sudah mendapatkan dua kali surat peringatan (SP) dari yayasan. SP pertama diberikan pada September 2021 dan SP kedua pada Oktober 2021.
SP 1 diberikan karena yang bersangkutan melanggar kode etik dengan mengeluarkan kata kasar kepada peserta didik sehingga orang tua tidak terima.
Haryadi mengungkapkan bahwa yang bersangkutan diberi SP 2 karena terbukti melanggar peraturan sekolah. Sabil kedapatan merokok di ruang guru dan sengaja mematikan CCTV ruangan tersebut saat merokok.
Kontributor : Damayanti Kahyangan