Suara.com - Sejumlah orang nyaris menjadi bulan-bulanan warga saat hendak melakukan penembokan pintu Masjid Jami Nurul Islam, Koja, Jakarta Utara, Selasa (14/3/2023).
Aksi itu viral usai diunggah berulang kali di sosial media. Salah satu akun yang mengunggahnya yakni akun Instagram, @lensa_berita_jakarta.
“Peristiwa ini dipicu oleh sengketa kepemilikan lahan rumah ibadah. Tanah yang dibangun masjid tahun 2006 itu hendak diambil kembali oleh pemiliknya,” tulis akun tersebut dikutip Kamis (16/3/2023).
Sementara itu, DKM Masjid Jami Nurul Islam Koja, Syaiful Rohman mengatakan kericuhan tersebut bermula saat pihaknya mendapat informasi tentang adanya penutupan akses masjid oleh pihak keluarga pemilik tanah.
Baca Juga: Polri Masih Lakukan Investigasi untuk Telusuri Sumber Api Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
“Sekitar tujuh orang masuk langsung ke masjid bawa bawa tukang, nah kita sebagai jemaah, dan pengurus langsung ke TKP menanyakan untuk apa datang ke situ, ternyata mau tutup tembok,” katanya, Kamis (16/3/2023).
Syaiful juga mengatakan, mereka yang hendak menembok pintu masjid tersebut merupakan pihak keluarga dari Kiai Nur Alam.
Syaiful tidak memungkiri jika masjid Jami Nurul Islam ini berada di atas tanah milik Kiai Nur Alam. Namun sejak 2006 lalu tanah tersebut telah dibangun masjid atas izin dari sang kiai.
“Konflik ini tidak akan terjadi kalau dulunya dia tidak menyuruh membangun masjid di tanahnya dia, karena awalnya itu di bangun masjid di nomor delapan. Kemudian dia nyuruh panitia masjid bangun di tanahnya beliau nomor enam,” ucap Syaiful.
Aksi seperti ini bukan kali pertama. Sebelum ada upaya penembokan pintu masuk masjid, jemaah Masjid Jami Nurul Islam juga sempat dilarang bahkan diusir saat hendak melaksanakan ibadah.
“Dulu pernah ada pelarangan salat. Bahkan orang kalau mau ingin salat itu diusir,” jelas Syaiful.
Syaiful berharap pihak keluarga mau bermusyawarah dalam menyelesaikan hal ini. Meski memang benar jika masjid ini berdiri di atas tanah Kyai Nur Alam, namun biaya pembangunan masjid tersebut merupakan hasil sumbangan masyarakat.
“Ya harapan saya pemilik tanah itu masuk dateng ke masjid bermusyawarah gitu, ya kita bermusyawarah dulu, kalau dia tiba tiba dateng mengambil alih ke semua tanpa musyawarah,” tutupnya.