Suara.com - Ada sejumlah program pemerintah yang anggarannya justru digunakan untuk hal-hal tak sesuai. Dana 'siluman' ini sampai membuat beberapa menteri geleng-geleng. Mereka tidak mengira anggaran tersebut dikeluarkan untuk sesuatu yang melenceng dari rencana.
Lantas, anggaran 'siluman' apa saja yang dimaksud? Berikut informasinya. Mulai dari dana stunting yang dipakai untuk memperbaiki pagar puskesmas hingga pembelian motor trail.
Anggaran Stunting untuk Ganti Pagar Puskesmas
Pertama, anggaran untuk pencegahan stunting yang banyak dipangkas. Akibatnya, tidak semua bayi dan ibu hamil yang membutuhkan menerima bantuan ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa ada dari dana itu yang dipakai untuk memperbaiki pagar puskesmas.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Sri Mulyani Gelapkan Dana Rp 300 T atas Perintah Jokowi Buat Pilpres?
Padahal, lanjut Sri Mulyani, anggaran Rp34 triliun untuk makan bayi sudah sangat kecil. Berdasarkan hasil rapat, kegiatan penanganan stunting di pemerintah daerah mencapai 283 dengan total dana Rp77 triliun. Adapun yang paling boros yakni untuk koordinasi sebesar Rp240 miliar.
"Untuk koordinasi anggarannya Rp 240 miliar, item yang betul untuk bayi hanya Rp 34 triliun yang sampai ke mulut bayi dan ibu hamil. Itu hanya porsi yang sangat kecil, karena ada 283 kegiatan, termasuk ganti pagar puskesmas" kata Sri Mulyani dalam acara di Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Selasa (14/3/2023).
"Kita mungkin ketawa (anggaran stunting untuk mengganti pagar puskesmas), tapi ini menggambarkan betapa PR kita banyak sekali. Seperti tadi saya sampaikan, yang paling berat adalah mensimplifikasi birokrasi kita sendiri," lanjutnya.
Beli Motor Trail
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa juga menyinggung soal adanya anggaran stunting untuk memperbaiki pagar puskesmas. Menurutnya, memang banyak program pemerintah yang tidak digunakan untuk hal prioritas.
Baca Juga: Sri Mulyani Bongkar dari Rp 77 Triliun Dana Stunting, Cuma Rp 34 Triliun yang Tepat Sasaran
Tak hanya itu, Suharso pun menyoroti soal anggaran lucu revolusi mental dengan membeli motor trail. Segala keanehan tentang anggaran 'siluman' mulai diketahuinya saat ia pertama kali masuk dan menguji aplikasi Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran (Krisna) di kementeriannya.
"Demikian juga prioritas nasional yang terkait dengan revolusi mental, saya bilang ini lucu, coba di-zoom. Begitu di-zoom sampai paling bawah, saya lihat itu adalah membeli motor trail. Betul juga, mungkin untuk melakukan sosialisasi," sindir Suharso yang juga hadir dalam acara di Kemenkeu itu.
Sekitar dua tahun lalu, Suharso juga sempat membahas anggaran pemerintah yang dipakai untuk hal-hal melenceng dari rencana. Ia heran mengapa ada program revolusi mental yang dananya malah digunakan untuk membeli motor trail.
"Misalnya program stunting, itu saya zoom terus data anggarannya. Ada salah satu kementerian ikut program stunting tapi dia mengerjakan pagar puskesmas," kata Suharso di Gedung DPR, Selasa (23/6/2020).
"Ada juga program revolusi mental. Saya kejar isinya apa? Belanja modal itu beli motor trail. Mungkin benar juga untuk pergi sampai ke kampung-kampung," lanjutnya.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti