Suara.com - Erupsi gunung Merapi kembali menandakan aktivitas vulkanik gunung aktif itu kembali meningkat. Dalam sepekan ini, Merapi memang terusmenunjukkan peningkatan aktivitas hingga membuat masyarakat waspada..
Luncuran awan panas yang terjadi belum lama ini lantas mengingatkan kembali momen juru kunci Gunung Merapi memberikan wejangan sebelum meninggal dunia pada 2010.
Dalam video yang belum lama ini viral, Mbah Maridjan berpesan, agar para pemimpin daerah yang bersinggungan dengan Merapi untuk menjaga lingkungan.
Daerah yang dimaksud adalah Magelang, Sleman, Klaten, dan Boyolali. Mbah Maridjan berpesan, agar penambangan pasir di Merapi dilakukan dengan bijak dan tidak merusak alam karena bisa berdampak bencana.
Baca Juga: Mitigasi Bencana jadi Perhatian untuk Korban Bencana Erupsi Merapi
Hal ini bisa terwujud dengan memanfaatkan hasil alam secara secukupnya dan tidak serakah.
"Pantangannya Merapi supaya tidak ‘marah’ itu alat berat-alat berat jangan sampai merusak daerah Jogja.” kata Mbah Maridjan.
“Kalau daerah Klaten saya tidak tahu, Magelang saya tidak tahu. Kalau butuh pasir biar datang sendiri, tetapi jangan mencari pakai alat berat di Jogja,” sambung Mbah Marijan.
Ia juga mewanti-wanti para pemimpin di daerah Sleman, Klaten, Magelang dan Boyolali untuk waspada dan lebih berpikir kritis untuk menerapkan hal di atas.
“Bupati Sleman, Bupati Klaten, Bupati Magelang dan Bupati Boyolali, mereka kalau bisa harus mikir, tidak bisa berfikir demikian akan tetap diberi pasir, tetapi dengan awan panas” kata dia.
Baca Juga: Warga Diminta Tak Panik, Jalur Evakuasi dan Pengungsian Erupsi Merapi Sudah Siap
Mbah Maridjan kembali mengingatkan, jika bupati dan wali kota dari empat daerah itu tidak bisa mengusir alat berat yang menambang di Merapi, maka bukan tidak mungkin akan celaka akibat awan panas.
“Umpamanya keempat bupati itu, Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang, tidak mau mengusir alat berat selamanya, maka akan diberi pasir, tetapi dengan awan panas. Itu perintah Eyang Merapi. Itu pasti, namanya merusak alam” pungkasnya.
Sebelumnya diwartakan, Gunung Merapi mengalami erupsi sejak Sabtu (11/3/2023) lalu hingga Minggu (12/3/2023) malam. Arah awan panas meluncur menuju arah Kali Bebeng.