Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Sentra Penggilingan Padi Sragen, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023). Dengan adanya sentra penggilingan padi tersebut, Jokowi menilai dapat memperkuat Bulog dalam menyerap gabah dari petani.
"Ini akan memperkuat kekuatan Bulog dalam menyerap gabah yang ada di petani dengan kapasitas yang sangat besar,” kata Jokowi dalam sambutannya.
Sebanyak 10 sentra penggilingan padi yang dimiliki oleh Bulog tersebut dibangun di beberapa daerah di Tanah Air. Jokowi menyebut 7 diantaranya sudah beroperasi.
"Ini bukan hanya di Sragen saja tetapi juga 7 lokasi yang telah beroperasi di Subang, di Kendal, di Karawang, di Lampung, di Bojonegoro, di Magetan, dan di Sragen," ucapnya.
Baca Juga: Adu Kekompakan! Jokowi-Gibran Nonton Deep Purple, SBY-AHY Saksikan Tanding Voli di Solo
Penggilingan padi tersebut memiliki mesin pengering dengan kapasitas 120 ton/hari, mesin penggiling padi berkapasitas 6 ton/jam, dan 3 unit silo berkapasitas simpan 2.000 ton.
Turut mendampingi Jokowi yakni Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
Upaya Seimbangkan Harga Gabah
Jokowi mengungkapkan kalau pemerintah terus berupaya untuk menjaga keseimbangan harga gabah dan beras mulai dari tingkat produsen hingga konsumen. Upaya dilakukan supaya keuntungan tetap bisa didapatkan oleh para petani dan pedagang.
Hal tersebut disampaikan Jokowi usai meninjau panen raya padi di Desa Kartoharjo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (11/3/2023).
Baca Juga: Ketika Jokowi Bagi-Bagi Sertifikat Tanah di Sawah Becek: Kita Kayak Bajak Sawah Aja...
"Yang sulit pemerintah itu menyeimbangkan harga di petani wajar, artinya dapat keuntungan, harga di pedagang wajar artinya pedagang dapat keuntungan, harga di konsumen, di masyarakat juga wajar. Ini mencari keseimbangan yang seperti itu tidak gampang," kata Jokowi.
Dengan demikian, Jokowi kembali menekankan pentingnya segera menentukan harga gabah kering panen (GKP) nasional. Kepala Negara juga mewanti-wanti kepada Badan Pangan Nasional (BPN) untuk melakukan kalkulasi secara tepat, sehingga harga gabah lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan oleh para petani.
"Itu aja yang paling penting. Ini panen raya, kalau enggak dijaga harganya pasti jatuh baik gabahnya maupun berasnya,” lanjutnya.