Suara.com - Dalam rangka monitoring pembangunan jargas rumah tangga, BPH Migas melakukan kunjungan lapangan di area operasi PT PGN Tbk wilayah Semarang, Jawa Tengah (9/3/2023). Kunjungan ini juga meninjau progress pembangunan jargas di Semarang dan memastikan manfaat jargas bagi masyarakat terutama dalam hal efisensi.
BPH Migas bersama PGN mengunjungi salah satu pemanfaat jargas di Perumahan Wahyu Utomo sebagai wilayah pioneer pembangunan jargas di Semarang. Jargas di Perumahan Wahyu Utomo dibangun menggunakan skema investasi internal PGN yaitu program PGN Sayang Ibu (PSI).
“Tahun 2015, perumahan Wahyu Utomo terpilih sebagai wilayah pertama pengembangan jargas di Semarang. Kala itu belum ada alokasi gas melalui pipa, sehingga menggunakan moda CNG dari Jawa Timur,” ujar Komite BPH Migas, Wahyudi Anas, (9/3/2023).
BPH Migas berkesempatan konsolisadi dengan Wawan sebagai salah satu pemanfaat jargas PSI di Perumahan Wahyu Utomo Semarang. “Kita membandingkan dengan LPG 12 kilogram. Dalam sebulan Pak Wawan menggunakan jargas senilai 80 ribu rupiah, sehingga memberikan manfaat efisiensi hingga 100 ribu,” ungkap Wahyudi.
Baca Juga: DIKECAM! Diduga Petugas Medis Rekam Ricki Ariansyah saat Kolaps dan Kritis di Lapangan
PGN sendiri terus mengembangkan investasi internal untuk jargas rumah tangga di Semarang, yang tengah dijalankan saat ini di Semarang kota dan Semarang Tengah. Alokasi PGN cukup besar dengan mendapatkan pasokan dari Lapangan Jambaran Tiung Biru. Dengan sumber pasokan yang lebih dekat, harapannya dapat memacu perluasan jargas di Jawa Tengah.
“Kami komitmen untuk perluasan jargas di Semarang. Saat ini, jumlah pelanggan jargas di Jawa Tengah termasuk Semarang sekitar 14.000. Tahun 2023, kami berharap bisa berjalan lancar dalam pembangunannya agar dapat mencapai 20.000 sambungan rumah di Semarang,” ujar General Manager PGN Sales Operation Region III (SOR III), Edi Armawiria.
“Kunjungan kali ini juga untuk memastikan agar penggunaan gas kota lebih dimasifkan kembali untuk mengurangi beban subsidi pemerintah dan impor LPG yang saat ini mencpai sekitar 80 persen. Apalagi bahan baku LPG menurun, namun tidak dengan gas bumi yang saat ini melimpah,” ujar Wahyudi.
Wahyudi menuturkan bahwa pemerintah menargetkan untuk membangun 4 juta sambungan rumah sampai dengan tahun 2024. Untuk mencapai target, pemerintah memberikan penugasan kepada badan usaha salah satunya PGN yang memiliki alokasi, infrastruktur, dan SDM yang memadai di bidang gas bumi. Oleh karena itu, pemerintah mendukung dan mendorong perluasan jargas di berbagai wilayah dengan berbagai skema investasi.
Baca Juga: Rapat Timpora Momentum Pengawasan Orang Asing secara Maksimal di Kota Salatiga