Keberadaan Proyek PLTA Batang Toru Ancam Habitat Orangutan Endemik Tapanuli Hingga Kelestarian Lingkungan

Chandra Iswinarno Suara.Com
Kamis, 09 Maret 2023 | 21:29 WIB
Keberadaan Proyek PLTA Batang Toru Ancam Habitat Orangutan Endemik Tapanuli Hingga Kelestarian Lingkungan
ilustrasi PLTA Batang Toru. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Sumatera Utara menjadi ancaman terbesar bagi habitat orangutan yang sudah berada di kawasan tersebut sejak lama.

Associate Professor Ekologi dan Konservasi Hutan Tropis Universitas Sumatera Utara (USU) Onrizal memaparkan berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukan proyek PLTA tersebut telah menggeser habitat orangutan Tapanuli.

Proyek PLTA tersebut, menurutnya, akan berdampak pada kian terfragmentasinya kawasan ekosistem orangutan di Batang Toru. Onrizal melanjutkan, dengan adanya proyek PLTA, habitat orangutan akan terbelah arus sungai yang berpotensi makin melebar.

Kondisi tersebut menurutnya dikhawatirkan bakal menekan pasokan makanan, serta mendorong perkawinan sedarah (inbreeding) akan membuat orangutan rentan terhadap penyakit menular. Padahal saat ini, populasi orangutan rawan dan sudah menurun.

"Kita harus duduk bersama mencari solusi dari permasalahan ini untuk menjamin kelangsungan Orangutan Tapanuli dan ekosistem Batang Toru yang menjadi habitatnya," ujarnya dalam diskusi publik bertajuk 'Masa Depan Orangutan Tapanuli dan Ekosistem Batang Toru' di salah satu kafe di bilangan Tebet, Jakarta Selatan pada Kamis (9/3/2023).

Sementara itu, Jurnalis Jaring.id, yang menjadi bagian tim Liputan Kolaborasi SIEJ, Abdus Somad mengatakan, warga di sekitar lokasi proyek juga mulai terganggu dengan pembangunan PLTA ini.

Ia mengungkapkan, saat menelusuri lokasi tapak proyek, Somad menemui sejumlah warga yang sudah hampir setahun mendengar ledakan bom yang memekakkan telinga.

"Selain ancaman terhadap kawasan dan habitat orangutan dan mengganggu warga, PLTA juga dibangun di atas kawasan yang dinilai merupakan sesar bencana. Sudah banyak kejadian bencana longsor menewaskan korban jiwa manusia, termasuk para pekerja di kawasan tersebut," ujarnya.

Sebuah video memperlihatkan aksi seorang pria tengah marah-marah di sebuah diskusi Orang Utan Tapanuli di sebuah kafe di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/3/2023). (tangkap layar video)
Sebuah video memperlihatkan aksi seorang pria tengah marah-marah di sebuah diskusi Orang Utan Tapanuli di sebuah kafe di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/3/2023). (tangkap layar video)

Selain itu, ia mengungkapkan, proyek PLTA yang diklaim untuk menghadirkan energi bersih ini juga menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Proyek dinilai berpotensi menimbulkan keuangan negara.

Baca Juga: Forina Mengutuk Keras Pembubaran Paksa Diskusi PLTA Batang Toru: Menghambat Kebebasan Bicara!

Sementara itu, Manajer Kampanye Hutan Walhi Indonesia, Uli Arta Siagian mempertanyakan kepentingan dibalik pembangunan PLTA Batang Toru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI