Suara.com - Diskusi orang utan Tapanuli yang digelar Satya Bumi dan beberapa Civil Society Organization (CSO) di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/3/2023) dibubarkan oleh empat orang tak dikenal. Diskusi yang berlangsung pada pagi hari itu pun terpaksa sempat berhenti karena aksi tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut sederet fakta-fakta diskusi orang utan dibubarkan.
1. OTK Datang dan Emosi
Menurut keterangan dari Ketua Umum Society of Indonesian Environmental Journalist atau SIEJ Joni Aswira, keempat orang itu datang secara tiba-tiba ke lokasi acara. Salah satunya marah dengan nada membentak dan memaksa agar diskusi segera bubar.
Baca Juga: Forina Mengutuk Keras Pembubaran Paksa Diskusi PLTA Batang Toru: Menghambat Kebebasan Bicara!
"Sempat ditenangkan oleh panitia, namun yang bersangkutan tetap berkeras agar diskusi tidak dilanjutkan dan melabrak kursi dengan emosi," kata Joni dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/3/2023).
2. Tidak Setuju Jika Diskusi Kontra Pembangunan
Pria ini juga menyampaikan larangan diskusi yang berlangsung jika membicarakan hal yang kontra pembangunan. Joni juga menambahkan, salah satu dari empat orang tersebut merupakan pria asal Salemba, Jakarta Pusat. Namun, ia tidak mau menerangkan lembaga asalnya.
3. Ketegangan Berlangsung 15 Menit
Setelah kedatangan itu, ketegangan berlangsung sekitar 15 (lima belas) menit. Akhirnya mereda ketika panitia membawa masing-masing orang ke lantai bawah.
Baca Juga: Kecam Upaya Pembubaran Paksa Diskusi Masalah PLTA Batang Toru, KKJ: Laporkan Pelaku ke Polisi!
Para pihak diminta untuk berdialog dan panitia pun menjelaskan konteks acaranya. Awalnya, para pihak yang melakukan pembubaran tidak terima dan panitia pun terpaksa memanggil petugas keamanan.
4. Diskusi Berlanjut Setelah Konflik
Setelah mengalami beberapa konflik, diskusi pun berlanjut pada 12.00 WIB. SIEJ menyayangkan tindakan pembubaran diskusi ini. Pihaknya berharap ketika diskusi ini memiliki tujuan yang baik, seharusnya disikapi dengan baik tanpa upaya pembubaran.
5. Tujuan Diskusi Tentang Orang Utan
Tujuan diskusi orang utan Tapanuli ini sebagai reaksi atas liputan 5 (lima) media nasional yang mengangkat isu ancaman PLTA pada bentang alam Batang Toru, Sumatera Utara. Beberapa permasalahan proyek juga disampaikan dalam liputan itu.
"PLTA juga dibangun di atas kawasan yang dinilai merupakan sesar bencana," terang Joni.
Ancaman yang muncul berupa ancaman terhadap kawasan dan habitat orang utan. Selain itu, PLTA juga dibangun dia tas kawasan yang dianggap sesar bencana. Wilayah tersebut telah menewaskan banyak kmanusia termasuk para pekerja setempat.
6. Proyek Dianggap Menimbulkan Keuangan Negara
Proyek PLTA ini diklaim menyajikan energi bersih. Namun, proyek ini justru menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan dan berpotensi menimbulkan keuangan negara.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma