Blak-blakan Ekonom Senior Faisal Basri: Ada Presiden Bayar Pajak Lebih Rendah Dari Saya

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 09 Maret 2023 | 10:44 WIB
Blak-blakan Ekonom Senior Faisal Basri: Ada Presiden Bayar Pajak Lebih Rendah Dari Saya
Ekonom senior INDEF Faisal Basri. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus harta jumbo pejabat pajak menuai banyak sorotan publik. Diawali terbongkarnya kekayaan Rafael Alun Trisambodo hingga ke pejabat Bea Cukai Eko Darmanto yang kini tengah diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Terkait pajak, ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri blak-blakan soal pengalaman dirinya terkait pajak.

Hal ini ia katakan dalam wawancara bertajuk NI LUH sebagaimana dipantau dari kanal Youtube KompasTV. Faisal Basri mengaku mangkel ada presiden yang bayar pajak lebih rendah darinya.

Mulanya, Faisal Basri menyoroti lemahnya sistem di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait pengendalian di internal. Ia menyebut, sistem di Kemenkeu tidak berubah atau tidak ada perubahan mendasar.

Baca Juga: Sosok Wahono Saputro, Pegawai Pajak Diduga Geng Rafael Alun, Hartanya Tembus Rp 14 Miliar

"Sebenarnya ada early warning system, staf saya ke mal memulu, baju baru melulu, harusnya ada curiga, ini tidak ada," ujar Faisal Basri.

Lemahnya pengawasan internal Kemenkeu terbukti, kasus seperti Rafael Alun Trisambodo justru dibongkar oleh pihak luar. Bukan karena sistem pengawasan di dalam lembaga.

Kemudian, Faisal berbicara soal pajak, menurut dia, fungsi semua lembaga negara itu wajib terbuka untuk diaudit. Hanya saja, kata dia, pajak paling susah diaudit.

"Pernah saya jadi saksi ahli di Mahkamah Konstitusi untuk membuka akses pajak juga diaudit oleh BPK, kami kalah, alasannya ini rahasia pribadi, pajak-pajak orang pribadi, padahal bisa audit tanpa tahu namanya," tuturnya.

"Lembaga di Indonesia ini yang kebal dari audit itu pajak, sangat berbahaya. pihak lain bisa mengevaluasi tidak bisa masuk," sambungnya.

Baca Juga: Punya Saham di Perusahaan Rafael Alun, KPK Periksa Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Wahono Saputro Pekan Depan

Ia lagi-lagi meragukan pengawasan di internal pajak. Karena yang menemukan penyimpangan justru orang luar, bukan orang dalam. Faisal juga menyoroti di Kemenkeu tidak ada kompetesi, pejabat keuangan tidak ada lelang jabatan, muter -muter itu saja.

"Mereka banyak bohong, pengampunan pajak sudah dua kali. seharusnya pengampunan pajak pertama selesai, yang masih nakal diburu, ini diampuni kedua kalinya dalam waktu singkat," kata Faisal.

Lebih lanjut Faisal kemudian blak-blakan soal sosok Presiden yang membayar pajak lebih rendah darinya. Meski demikian, Faisal tidak menyebutkan nama siapa presiden tersebut.

"Kedua saya nggak usah sebut nama, sebutlah presiden sebelum-sebelumnya, bukan presiden sekarang ya. Saya mangkel, presiden itu punya apartemen di mana-mana, punya rumah segede gaban, tak karu-karuan, gitu kan, bayar pajaknya lebih rendah dari saya," tutur Faisal.

"Dari atas sampai ke bawah itu bayar pajaknya banyak yang nggak beres," sambung dia.

Faisal juga membeberkan bagaimana kondisi penerimaan pajak di Indonesia. Ia menyebut, penerimaan pajak Indonesia berada di nomor 134 dari 143 negara.

Namun demikian, kata dia, pemerintah menganggap biasa. Padahal, hal itu mengindikasikanada yang bocor.

"Rasa keadilan itu terusik, bikin rakyat marah," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI