Suara.com - Kantor Bahasa Maluku mengungkapkan lima dari 62 bahasa daerah yang terdata, dinyakatakan punah. Kepunahan lima bahasa asli di Maluku lantaran saat ini sudah tidak ada lagi penuturnya.
Kepala Kantor Bahasa Maluku Sahril merinci, lima dari 62 bahasa daerah yang tergolong punah meliputi Bahasa Kayeli dan Masareta dari Buru, Bahasa Lun dan Nila dari Maluku Tengah, serta Bahasa Piru dari Seram Bagian Barat.
Walau masih ada warga asli yang tinggal di wilayah Kecamatan Teon Nila Sarua, Kabupaten Maluku Tengah, namun Bahasa Nila sudah tidak banyak digunakan lagi. Apalagi saat ini masyarakat Nila berpencar ke berbagai daerah dan kemudian menggunakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat di tempat tinggal baru mereka.
"Sedangkan bahasa Kayeli dan Masareta memang tidak ada lagi penuturnya, tetapi kami sempat mendokumentasikan bahasa daerah dalam bentuk kamus kosakata," kata Sahril seperti dikutip Teras Maluku-jaringan Suara.com di Ambon, Rabu (8/3/2023).
Baca Juga: Banyak Belum Tahu, Andi Sudirman Sebut 14 Bahasa Daerah Sulawesi Selatan di Forum UNESCO
Dalam ketentuan dari UNESCO, badan khusus yang menaungi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan di UN, penutur bahasa yang jumlahnya kurang dari satu juta dikategorikan sudah punah.
Sahril mengungkapkan, jika hal tersebut diberlakukan maka bahasa-bahasa daerah di wilayah Maluku yang penduduknya kurang dari dua juta, maka sebagian besar bisa masuk kategori punah.
"Dianggap punah karena terbatas jumlah penutur. Bahasa Melayu Ambon saat ini mencapai satu juta penutur, hal ini menyebabkan bahasa daerah lainnya hampir punah," katanya.
Untuk diketahui, Kantor Bahasa Maluku berupaya menghidupkan kembali bahasa-bahasa daerah di wilayah Maluku secara bertahap. Pada Tahun 2022, misalnya, berupaya merevitalisasi tiga bahasa daerah, yakni Bahasa Kei dari Kabupaten Maluku Tenggara, Bahasa Buru dari Kabupaten Buru, dan Bahasa Yamdena dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Kemudian tahun 2023, menambahkan Bahasa Seram dari Kabupaten Seram Bagian Timur dan Bahasa Tarangan dari Kabupaten Kepulauan Aru sebagai sasaran program revitalisasi bahasa daerah Maluku.
Baca Juga: Bahasa Daerah di Sulawesi Selatan Terancam Punah, Ini Langkah Pencegahan Dinas Pendidikan