Suara.com - Pihak kepolisian membantah tersangka kasus penganiayaan David Ozoran, Shane Lukas sempat, bermain gitar untuk menghibur Mario Dandy ketika diamankan di Polsek Pesanggrahan.
"Enggak ada yang main gitar. Saya standby ada di lantai dua penyidik," kata Kapolsek Pesanggrahan Kompol Tedjo Asmoro saat dikonfirmasi, Rabu (8/3/2023).
Tejdo mengatakan Shane memang sempat memegang gitar milik seorang pengamen yang juga diamankan di Polsek Pesanggrahan. Namun, kata Tedjo, Shane sama sekali belum memainkan gitar tersebut.
"Memang sempat pegang gitar punya pengamen yang Kami amankan. Tapi tidak sempat dimainkan langsung saya sendiri yang tegur untuk diambil gitarnya oleh anggota," ujar Tejdo.
Baca Juga: Ibu Ini Hentikan Aksi Brutal Mario Dandy Satriyo, Sudah Ajukan Perlindungan ke LPSK
Tedjo menyampaikan Mario saat diamankan hanya bisa berdiam diri. Dia memastikan Shane tidak bermain gitar pada saat itu.
"Mario diam aja stres dia dimasukin ruang tahanan sementara. Yang pegang gitar Shane," jelas dia.
Disebut Tak Bersalah
Sebelumnya, pengacara saksi N dan R di kasus penganiayaan terhadap David Ozora, Muanas Alaidid mengatakan kedua tersangka Mario Dandy dan Shane Lukas tidak menunjukkan rasa bersalah ketika diamankan di Polsek Pesanggrahan.
Bahkan, kata Muanas, Shane sempat memainkan gitar di Polsek Pesanggrahan untuk menghibur Mario.
Baca Juga: Harta Ayah Mario Dandy Disebut Capai Rp500 M, Publik: Pantesan Anaknya Belagu
"Shane yang main gitar untuk menghibur Mario, tapi mereka semua sama aja itu," kata pengacara saksi N dan R, Muanas Alaidid kepada wartawan, Rabu (8/3/2023).
Hal itu, kata Muanas, berdasarkan keterangan kliennya N yang juga pada saat diperiksa di Polsek Pesanggarahan.
"Menurut Saksi N begitu. Saat N dimintai keterangan di Polsek Pesanggrahan," ungkap Muanas.
Dalam perkara ini, penyidik telah menetapkan dua tersangka, yakni Mario dan Shane Lukas Rotua Pangondian Lumbantoruan (19) dan satu anak berkonflik dengan hukum AGH (15). Dari hasil gelar perkara, penyidik juga telah mengubah konstruksi pasal yang sebelumnya diterapkan oleh penyidik Polres Metro Jakarta Selatan.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut Mario dijerat dengan Pasal 355 KUHP Ayat 1 Subsider 354 Ayat 1 KUHP lebih Subsider 353 Ayat 2 KUHP lebih-lebih Subsider 351 Ayat 2 KUHP dan atau 76 C Juncto 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.
Sedangkan tersangka Shane dijerat Pasal 355 Ayat 1 Juncto 56 KUHP Subsider 354 Ayat 1 Juncto 56 KUHP lebih Subsider 353 Ayat 2 Juncto 56 KUHP lebih-lebih Subsider 351 Ayat 2 Juncto 56 KUHP dan atau 76 C Juncto 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.
Sementara anak berkonflik dengan hukum AG dijerat dengan Pasal 76 C Juncto Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun Perlindungan Anak dan atau 355 Ayat 1 Juncto 56 KUHP lebih Subsider 353 Ayat 2 Juncto 56 KUHP lebih-lebih Subsider 351 Ayat 2 Juncto 56 KUHP. Atas perbuatannya AG terancam hukuman maksimal 4 tahun penjara setelah dikurangi setengah dari ancaman maksimal dan dikurangi sepertiganya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Peradilan Anak.