Suara.com - Ilmuwan senior asal Rusia Andrey Botikov diduga tewas dibunuh oleh seorang pria di apartemennya pada Kamis (2/3/2023). Botikov tak lain adalah sosok perintis utama vaksin Covid-19 asal Rusia yang bernama vaksin Sputnik.
Sosok pembunuh Botikov sempat melarikan diri dari kejaran aparat namun akhirnya berhasil ditangkap. Kendati demikian, kepolisian setempat urung kunjung merilis motif pria tersebut menghabisi nyawa Botikov.
Pria berumur 29 tahun tersebut diduga mencekik Botikov hingga tewas menggunakan ikat pinggang. Pria tersebut mengakui perbuatannya membunuh Botikov.
"Lokasi penyerang diketahui dalam waktu singkat. Selama interogasi dia mengaku bersalah dan didakwa," ungkap aparat kepolisian kepada pers, dikutip dari Business Insider, Selasa (7/3/2023).
Baca Juga: China Tingkatkan Anggaran Militer, Potensi Perang Dunia Semakin Dekat?
Sosok tersangka ternyata pernah bermasalah dengan hukum sebelum melakukan aksi pembunuhan itu. Dilansir oleh Marca, pihak insitusi tempat Botikov berkarier juga urung melayangkan respon.
Profil Andrey Botikov: Rintis vaksin kontroversial
Andrey Botikov yang mengakhiri hidupnya di usia 47 tahun tersebut merupakan peneliti senior di Pusat Penelitian Ekologi dan Matematika Nasional Gamaleya.
Ia merupakan salah satu anggota tim beranggotakan 18 orang yang merancang vaksin Sputnik tahun 2020 lalu.
Berkaca dari berita yang dilansir oleh The Daily Beast, Botikov merupakan sosok yang berprestasi. Bahkan ia menerima penghargaan Order of Merit for the Fatherland yang dianugerahi langsung oleh presiden Rusia Vladimir Putin pada tahun 2021.
Baca Juga: Profil Bank Syariah Indonesia, Merger 3 Bank BUMN yang Terbukti Cemerlang
Meski mendapat penghargaan, vaksin Sputnik yang ikut dirancang Botikov sempat menerima pertentangan dari publik. Segelintir pihak mengkritik perancangan vaksin Sputnik lantaran Rusia memberikan persetujuan bahkan sebelum hasil penelitian lanjutan belum tersedia.
Komunitas internasional juga turut mengkritisi vaksin tersebut atas dasar yang sama.
Mengutip berita yang dilansir oleh NewsWeek, pemerintah Rusia mengklaim bahwa vaksin Sputnik memiliki tingkat keefektifan 91 persen. Angka tersebut diperoleh dari percobaan klinis. Adapun persentase tersebut lebih tinggi ketimbang vaksin lainnya yang ada di pasaran.
Konspirasi terkait kematian Botikov
Kembali mengutip NewsWeek, publik kini mulai mengamini konspirasi seputar kematian Botikov.
Sebab, Botikov tewas beberapa hari setelah sosok Mayor Jenderal Vladimir Makarov meninggal dunia. Makarov diklaim meninggal karena bunuh diri. Adapun Makarov sebelumnya dibebastugaskan.
Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada bulan November 2022, sosok Duta Besar Rusia di Perancis, Vyacheslav Taran meninggal dalam sebuah kecelakaan helikopter yang mencurigaan.
Tak cukup di situ, Anatoly Gerashchenko kepala Moscow Aviation Institute meninggal secara misterius. Kematian Gerashchenko diklaim disebabkan karena dirinya jatuh dari tangga.
Kontributor : Armand Ilham