Insiden Industri Migas di Dunia: Kebakaran Terminal BBM hingga Kapal Pengeboran Dihantam Badai

Sabtu, 04 Maret 2023 | 17:42 WIB
Insiden Industri Migas di Dunia: Kebakaran Terminal BBM hingga Kapal Pengeboran Dihantam Badai
Petugas mengevakuasi jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang di kawasan Jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kebakaran hebat terjadi di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau Depo Pertamina Plumpang di Koja, Jakarta Utara.

Akibat dari kejadian tersebut, sebanyak 17 orang dilaporkan meninggal dunia serta puluhan lainnya dikabarkan mengalami luka-luka. Sampai saat ini masih belum diketahui penyebab dari adanya kebakaran tersebut.

Depo Plumpang sendiri menjadi salah satu obyek vital yang menyuplai sekitar 20% kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau sekitar 25% dari total kebutuhan SPBU Pertamina. Meski begitu, Pertamina menjamin pasokan akan BBM di Jakarta akan tetap aman.

Kebakaran atau bencana lainnya memang kerap melanda industri minyak di dunia. Bahkan diketahui beberapa bencana mengerikan yang memakan korban ratusan jiwa pernah terjadi di beberapa wilayah yang ada di dunia.

Baca Juga: Plumpang Hingga Cilacap, Deretan Kebakaran di Depo dan Kilang Minyak Pertamina

Lantas, apa saja insiden industri migas di dunia? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

1. Pengeboran Minyak Piper Alpha yang Meledak

Pada tahun 1988 silam, tepatnya pada tanggal 6 Juli, Piper Alpha yang ada di wilayah North Sea sekitar 120 mil dari Aberdeen Skotlandia mengalami kebakaran, meledak sampai akhirnya tenggelam. Bencana Piper Alpha ini kemudian menjadi kejadian terparah yang terjadi di industri minyak dunia.

Dikabarkan sebanyak 167 orang dilaporkan meninggal dunia akibat insiden tersebut, dan sebanyak 61 orang selamat.

Adapun penyebab utama dari insiden tersebut yaitu akibat sistem kerja dan komunikasi yang kurang tepat sehingga terjadi kebocoran gas dan akhirnya terbakar hingga meledak.

Baca Juga: Heboh Depo Pertamina Plumpang Terbakar Hebat, Apa Sih Bedanya Depo dan Kilang ? Berikut Penjelasannya

Piper Alpha pada saat itu memproduksi minyak mentah dengan total 300.000 barel per harinya, dan menjadi salah satu penopang perekonomian Aberdeen.

2. Alexander L. Kielland Tenggelam

Pada tahun 1980, Alexander L Kielland yang menjadi platform untuk akomodasi 212 pekerja di pengeboran minyak Edda tenggam hingga menewaskan sebanyak 123 orang.

Badai besar yang menghantam menjadikan struktur platform tersebut rusak sampai akhirnya terbalik sebelum tenggelam.

Insiden ini menjadi titik balik masalah keselamatan kerja di industri minyak dan gas di Norwegia.

3. Seacrest Drillship yang Tenggelam

Lautan China pernah menjadi saksi salah satu bencana terbesar yang ada di industri gas dan minyak mentah Kapal pengeboran Seacrest milik Unocal Corporation yang beroperasi di selatan Bangkok terbalik hingga menyebabkan sebanyak 91 keu meninggal dunia.

Disebutkan bahwa Topan Gay menjadi penyebab Seacrest terbalik pada tanggal 03 November 1989. Angin yang memiliki kecepatan 100 knot pada saat itu menghantam hingga menyebabkan Seacrest langsung hilang kontak.

Kemudian, lima hari setelahnya baru ditemukan tapi sudah dalam keadaan terbalik.

4. Pengeboran Minyak Ocean Ranger Tenggelam

Pada tahun 1982, badai kembali menjadi penyebab salah satu bencana terburuk di Industri minyak dan gas. Ocean Ranger, pengeboran minyak mentah lepas pantai semi-submersible terbalik dan tenggelam karena dihantam badai.

Pada saat itu, Ocean Ranger menjadi salah satu yang terbesar di dunia milik Ocean Drilling and Exploration Company yang digunakan oleh Mobil Oil of Canada untuk eksplorasi minyak di Hibernia Field. Dikabarkan sebanyak 84 kru meninggal dunia.

5. Glomar Java Sea Drillship Tenggelam

Tidak hanya Seacrest, Glomar Java Sea juga diketahui tenggelam di Laut China Selatan pada tanggal 25 Oktober 1983.

Kapal pengeboran minyak milik GLobal Marine Inc ini menghilang dihantam oleh badai. Satu minggu setelah menghilang, Glomar Java Sea kemudian ditemukan 300 meter di bawah permukaan laut, sebanyak 81 kru dilaporkan meninggal dunia akibat insiden tersebut.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI