Suara.com - Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto menyarankan Kementerian BUMN untuk memastikan keamanan aset-aset vital perusahaan BUMN yang berdekatan dengan permukiman penduduk, seperti Depo Pertamina Plumpang di Koja, Jakarta Utara.
"Kementerian BUMN harus mengambil inisiatif segera untuk memastikan keamanan aset vital yang dimiliki BUMN," ujar Toto saat dihubungi Sabtu (4/3/2023).
Menurutnya, lokasi depo Plumpang yang mepet dengan permukiman penduduk merupakan masalah klasik.
Saat masih dibangun, lanjut Toto, lokasi Plumpang masih steril dan tidak dekat dengan permukiman warga. Namun, koordinasi yang kurang baik dalam pengelolaan tata ruang dengan pemerintah daerah saat itu menyebabkan makin bertumpuknya pemukiman warga yang mendekati depo.
Baca Juga: 11 Fakta Dibalik Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
"Korban jiwa mungkin sebagian juga masyarakat yang rumahnya berhimpitan dengan Depo Plumpang ini, secara aspek keselamatan jelas situasi ini sangat rawan. Solusinya adalah apakah Pertamina akan membebaskan pemukiman warga yang mengepung depo nya sehingga lebih aman? Atau kalau tidak mampu membebaskan lahan penduduk , perlu dicari lokasi lain untuk posisi pengganti Depo Plumpang ini. Alternatif terakhir tidak mudah karena aspek teknikal yang meliputinya," katanya.
Menurut Toto, koordinasi lintas kementerian/lembaga negara dan pemerintah daerah menjadi kunci utama untuk menjaga keamanan aset vital.
"Koordinasi dengan BPN/Kementrian ATR, Pemda setempat perlu segera dilakukan untuk mencegah situasi berulang seperti kasus Plumpang ke depan," lanjutnya.
Selain itu, Toto juga menyarankan Pertamina untuk melakukan monitoring dan evaluasi atas kontrol preventif terhadap aset-aset strategis dan vital yang dimilikinya.
"Kebakaran Depo Plumpang ini bukan pertama kali terjadi. Pada 2009 pernah terjadi juga, namun kebakaran kali ini (2023) lebih dahsyat dengan korban jiwa yang cukup besar," katanya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memerintahkan Pertamina segera mengusut tuntas dan melakukan evaluasi atas kasus terbakarnya pipa Pertamina di Koja, Jakarta Utara pada Jumat (3/3).
Erick juga menyampaikan duka cita dan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada korban dan keluarga yang terdampak insiden terbakarnya pipa Pertamina di Koja, Jakarta Utara.
Selain menyebabkan delapan orang masih dinyatakan hilang, kebakaran pipa bahan bakar minyak itu juga menewaskan 13 orang dan 49 orang mengalami luka bakar. Korban meninggal dunia berada di Rumah Sakit Polri, sedangkan korban luka bakar ada di sejumlah rumah sakit, di antaranya Rumah Sakit Pelabuhan, RSUD Tugu Koja, Rumah Sakit Mulyasari, dan Rumah Sakit Koja. [ANTARA]