Suara.com - Dalam peristiwa kebakaran depo Pertamina di Plumpang, Koja, Jakarta Utara, total pengungsi disebutkan mencapai 1.000 orang. Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara mencatat jumlah pengungsi yang mengamankan diri ke markasnya berjumlah di atas 200 orang.
"Update terakhir mencapai angka 268 jiwa dengan jumlah 68 kepala keluarga," jelas Ketua PMI Jakarta Utara Rizal di Jakarta, Sabtu (4/3/2023).
Dikutip dari kantor berita Antara, Rizal menyatakan bahwa jumlah warga yang mengungsi ke Markas PMI Jakarta Utara sekitar 30 persen dari total pengungsi berjumlah 1.000 orang.
Ia menyatakan bahwa para pengungsi membutuhkan bantuan berupa selimut, matras, popok bayi, serta makanan.
Para pengungsi disebutkan berlarian mendatangi markas PMI Jakarta Utara sekitar 30 menit pascakebakaran pipa minyak bensin di Depo Pertamina Plumpang.
"Makanan sangat kurang karena tim penyelamat datang ke sini. (Pengungsi) butuh selimut karena Jakarta hujan terus, (suhu udara) dingin," jelas Rizal.
Harapannya para pengungsi tertib dan bersabar atas musibah yang menimpa mereka.
"Masyarakat Jakarta Utara selalu siap membantu mereka dalam kesulitan. PMI sebagai garda terdepan untuk membantu para pengungsi bersama aparat pemerintah," tandasnya.
Baca Juga: RS Pelabuhan, RS Tugu, dan RS Mulyasari Jadi Tempat Perawatan Rujukan Kebakaran Depo Plumpang
Adapun kejadian kebakaran pascaledakan Depo Plumpang Jakarta Utara itu terjadi Jumat malam (3/3/2023) sekira pukul 20.20 WIB.
Dari peristiwa kebakaran, lebih dari 10 korban meninggal, terdiri atas usia dewasa dan anak. Sedangkan, jumlah korban luka bakar yang telah dievakuasi mencapai 49 orang, yang terdiri dari tiga anak dan 46 dewasa.
Pertamina menjamin seluruh biaya pengobatan para korban dan mengganti seluruh kerugian warga atas peristiwa kebakaran ini.
Mulai pukul 03.30 WIB, Sabtu, suasana pemukiman penduduk di sekitar lokasi kebakaran terpantau mulai kondusif. Para petugas pemadam kebakaran atau Damkar pemadam mulai meninggalkan kawasan yang menandakan si jago merah telah padam.