Suara.com - Polda Metro Jaya resmi mengambil alih kasus penganiayaan anak dari salah satu pengurus GP Ansor, David. Ada sejumlah alasan mengapa mereka yang akan meneruskan proses penyidikan kasus tersebut.
Pengambilalihan kasus itu diumumkan oleh Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam konferensi pers, Kamis (2/3/2023).
"Hari ini kami tarik ke Polda Metro Jaya," kata Hengki.
Hengki kemudian menerangkan sejumlah alasannya. Pertama, Polda Metro Jaya sudah melakukan asistensi dan supervisi ketika kasus penganiayaan David itu ditangani Polres Metro Jakarta Selatan.
Baca Juga: KPK Tak Bisa Telusuri Moge Harley Davidson Rafael Alun, Ternyata Karena...
"Di mana kami mengirimkan tim penyidik dan juga personil daripada pengawasan penyidikan," tuturnya.
Namun, dalam rangka upaya optimalisasi penyidikan dan efisiensi, maka Polda Metro Jaya memutuskan untuk menarik kasus tersebut.
Menurut Hengki, langkah itu diharapkan bisa memudahkan pola kerja mereka yakni kolaborasi interprofesi.
"Untuk memudahkan koordinasi dan juga kami memiliki penyidik yang lebih banyak yang khusus menangani kasus-kasus yang melibatkan perempuan dan anak," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Hengki juga mengumumkan ada tersangka anyar pada kasus penganiayaan David. Namun, dikarenakan masih di bawah umur, maka AG (15) disebutnya sebagai pelaku anak atau pelaku yang berkonflik dengan hukum.
AG menyusul Mario Dandy dan Shane Lukas yang sebelumnya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Ada perubahan status dari AG yang awalnya adalah anak yang berhadapan dengan hukum berubah menjadi anak yang berkonflik dengan hukum atau dengan kata lain berubah menjadi pelaku atau anak jadi terhadap anak di bawah umur ini tidak boleh menggunakan kata tersangka," tuturnya.