Suara.com - Terdakwa Irjen Teddy Minahasa mengklaim, ingin menjebak Linda Pujiastuti alias Mami Linda alias Anita Cepu dengan sabu-sabu. Dalihnya menjebak Linda itu lantaran Teddy merasa dibohongi hingga dipermalukan di depan anak buahnya.
Pernyataan itu disampaikan Irjen Teddy saat bersaksi untuk terdakwa Linda dan AKBP Dody Prawiranegara terkait sidang lanjutan kasus penilapan dan peredaran barang bukti sabu yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, pada Rabu (1/3/2023).
"Yang bersangkutan (Linda) mengaku informan internasional kemudian di chat itu punya jaringan lapas. Di situlah saya pintu masuk mau ngerjain dia,” kata Teddy di persidangan.
Teddy mengaku tega menjebak Linda, gegara Linda yang merupakan seorang cepu dan pernah mempermalukannya di hadapan para anak buahnya.
Baca Juga: Dalih Teddy Minahasa Minta AKBP Dody Tukar BB Sabu Dengan Tawas, Kirim Pesan WA Pakai Emoji Ketawa
Dengan dalih informan international, Linda saat itu mengaku kepada Teddy bakal ada narkotika yang masuk dari Myanmar ke Indonesia melalui jalur laut.
Namun setelah mengerahkan pasukan untuk melakukan penangkapan, informasi yang diberikan Linda ternyata tidak valid.
"Saya tarik kembali peristiwa di 2019. Saya bukan hanya kecewa, saya pribadi malu, rugi secara material. Di kapal itu pasukan saya banyak yang mulia. Saya malu kehormatan saya di hadapan anak buah saya. Kok dibohongi mentah-mentah gini, jenderal bintang dua,” beber Teddy.
Kemudian, Teddy memerintahkan Dody untuk melakukan penjebakan terhadap Linda.
“Perintah resmi tidak ada,” ucap Teddy.
Dalam skenario penjebakan yang dibuat Teddy, yakni dengan meminjam barang bukti yang disisihkan untuk bukti persidangan.
“Maksud saya jaksa juga tidak seluruhnya menampilkan di sidang pengadilan pasti ngambil sampel juga. Nah kurun waktu sebelum dimusnahkan ini barangkali bisa dipinjam karena saudara Dody kenal baik dengan Jaksa,” ucap Teddy.
Teddy menampik jika melakukan penjebakan terhadap Linda merupakan dendam lama. Namun Teddy mengklaim jika ditinya hanya ingin memberikan pelajaran terhadap Linda.
"Yang utama tidak dendam. Tetapi dia bilang kan waktu membohongi kami dengan pasukan ini kan informan internasional kenal beberapa Jenderal. Saya mau (kasih) pelajaran, ini lho informan internasional ternyata punya jaringan lapas dan sebagianya. Motif dendam itu udah berapa tahun yang lalu yang mulia," tutup Teddy.