Penyebab Impor Kereta Bekas Sulit Terealisasi Hingga Ancam 200.000 Penumpang KRL

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 01 Maret 2023 | 14:07 WIB
Penyebab Impor Kereta Bekas Sulit Terealisasi Hingga Ancam 200.000 Penumpang KRL
Petugas membersihkan gerbong Kereta Api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (9/6). [Suara.com/Arief Hermawan P]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seruan impor kereta bekas yang banyak digaungkan pengamat kebijakan banyak menuai kritik. Pasalnya, kebijakan impor ini dinilai bakal mengancam 200.000 penumpang Kereta Rel Listrik (KRL), sekaligus tak sesuai dengan kebijakan impor yang diterapkan oleh pemerintah. 

Salah satu yang getol menyuarakan impor kereta bekas adalah Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio. Agus menilai PT Kereta Cepat Indonesia (KCI) perlu melakukan impor rangkaian kereta bekas. 

Kritik atas wacana impor kereta bekas ini dilontarkan oleh Elwa Wattimena SH yang juga Ketua Komando Tugas (KOGAS) Bela Negara RI. Menurut Elwa, impor bekas berarti tidak memikirkan keselamatan dan kenyamanan juga pro industri dalam negeri.

Dia menambahkan, Presiden Jokowi sudah mengeluarkan Inpres 2 tahun 2022 tentang percepatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dalam rangka mensukseskan gerakan bangga buatan produk dalam negeri pada pelaksanaan pengadaan barang oleh pemerintah juga Kepres 24 tahun 2018 tentang tim nasional TKDN melibatkan seluruh Kementrian Lembaga termasuk Kementerian Perhubungan selaku pembina PT KCI dan PT KAI.

Baca Juga: Ya Allah! Detik-detik Bocah di Kepanjen Terjatuh dan Terlindas Kereta Kelinci

Elwa menambahkan, di dalam Permendag 25 tahun 2022 merupakan revisi Permendag 20 tahun 2021 jelas berbunyi untuk impor barang modal baru tidak perlu lartas atau mendapat rekomendasi dari Kementerian tertentu.

"Artinya KCI ada dua pilihan Pertama, memaksimalkan pembelian kereta melalui PT INKA, Kedua, jika tidak terpenuhi di dalam negeri dapat mengimpor kereta baru bukan kereta bekas," kata Elwa dikutip Selasa (28/2/2023).

Senada dengan Elwa, Robi Sugara, pengamat pertahanan dan keamanan yang juga Sekjen Generasi Muda Bela Negara (GMBN) RI menyayangkan ada pengamat yang mendorong-dorong pemerintah untuk impor kereta bekas yang jelas jelas merugikan masyarakat.

"Harusnya masyarakat Indonesia disuguhkan kereta buatan dalam negeri seandainya kurang ya impor kereta baru dan secara regulasi bisa dilakukan PT KCI tanpa izin pemerintah atau Kementerian," tegas Robi.

Robi melihat impor kereta bekas lebih banyak mudharatnya bagi masyarakat terutama aspek keselamatan dan kenyamanan.

Baca Juga: Pecah Kepadatan Penumpang, Pemerintah Akan Bangun Stasiun Tanah Abang Baru

"Kita sering mendengar banyak masalah di sisten pengereman, AC tidak berfungsi, pintu buka tutup macet juga kelemahan teknik dan sinyal pada kereta bekas yang tergolong tua jelas ini faktor yang merugikan masyarakat dari kereta bekas." katanya.

Robi menyarankan jika di dalam negeri tidak tersedia kerera yang diharapkan PT KCI dapat mendatangkan kereta baru dibandingkan kereta bekas.

"Sampai kapan bangsa kita hanya disuguhkan kereta bekas tanpa kemampuan produksi dalam negeri dengan kemauan membeli produk kereta dalam negeri justru menciptakan tumbuhnya kemampuan kereta nasional, kita sudah ekspor kereta ke Banglades dan Philipina ini justru mundur impor kereta bekas, juga kereta bekas ini penyumbang penumpukan penumpang di stasiun Manggarai," kritik Robi.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI