Antisosial Anak Pejabat, Salah Pola Asuh

Senin, 27 Februari 2023 | 18:31 WIB
Antisosial Anak Pejabat, Salah Pola Asuh
Ilustrasi Mario Dandy Satriyo. [Suara.com/Iqbal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hukuman Pidana dan Sosial

Atas tindakan kejinya, Mario mendapatkan dua ancaman hukuman, yakni pidana penjara dan hukuman sosial. Hukuman pidana, kini masih dalam tahap proses penyidikan di kepolisian yang nantinya bisa berlanjut ke pengadilan.

Sedangkan hukuman sosial, Mario mendapat kecaman dan hujatan dari masyarakat luas se-Indonesia. Bahkan hukuman sosial itu merembet ke keluarganya. Kedua hukuman itu harus diterima Mario.

Menurut Rakhmat, Mario harus menerima dan menjalani hukuman pidana untuk memulihkan kesadaran sosialnya. “Kenapa harus hukuman pidana itu harus ditempuh Mario, karena dengan cara itu dia bisa kembali diterima masyarakat, yang disebut sebagai proses resosialisasi,” kata Rakhmat.

Proses resosialisasi itu penting bagi Mario karena dia gagal bersosialisasi, disebabkan sikap antisosial. Pasalnya, Mario tidak mengerti norma-norma di masyarakat, tidak mengerti soal kepekaan, soal sensitivitas orang-orang miskin yang tak bisa makan. Maka proses hukuman pidana harus dijalani Mario, mulai dari di kepolisian, pengadilan, vonis penjara hingga di Lapas. “Harapan kita adalah dengan dia dihukum, berapa pun vonis nanti, dia akan merasakan efek jera,” tuturnya.

Salah Pola Asuh

Pemerhati Anak, Rita Pranawati menilai aksi penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy terhadap David menjadi contoh hilangnya rasa empati seorang manusia. Lantas menjadi pertanyaan bagaimana pola asuh Mario Dandy oleh kedua orang tuanya.

Rita menerangkan bahwa nilai-nilai kasih sayang, budi pekerti hingga kemanusiaan itu menjadi ajaran dasar orang tua terhadap anaknya. Terlebih melihat Mario Dandy yang begitu emosial dalam meluapkan kekesalan hingga tidak memiliki rasa kekhawatiran terhadap kondisi orang lain. "Bagaimana dia mengelola emosi, mengekspresikan emosi, menyelesaikan masalah itu menjadi hal-hal yag kritikal, menjadi pertanyaan juga gitu kenapa kemudian tidak muncul rasa menyesal, rasa khawatir dan seterusnya," terang Rita saat dihubungi Suara.com, Sabtu (25/2).

Rita menggarisbawahi kalau tidak semua anak yang memiliki orang tua kaya raya seperti Mario Dandy kemudian tumbuh menjadi pribadi angkuh. Sebab, keberanian seseorang untuk melakukan kekerasan itu juga bergantung bagaimana ajaran yang diberikan kepada seorang anak pada fase tumbuh kembang.

Baca Juga: 5 Fakta Terbaru Jejak Keluarga Eks Pejabat Pajak Rafael Alun Trisambodo di Jogja, Punya Istana Mewah hingga Ditegur Warga Gegara Knalpot Brong

Rafael Alun Trisambodo dalam video permintaan maafnya terkait sang anak, Mario Dandy Satriyo yang menjadi tersangka kasus penganiayaan. (Ist)
Rafael Alun Trisambodo, ayah Mario Dandy Satriyo yang menjadi tersangka kasus penganiayaan. (Ist)

Menurutnya, ada dua penyebab mengapa seseorang bisa melakukan kekerasan tanpa adanya kekhawatiran yang menyelimuti pikirannya. Pertama ialah budaya di lingkup keluarga. "Pertama tentu sangat menyesalkan masalah yang dimiliki referensi dengan menggunakan kekerasan, entah ini value, budaya di dalam keluarga," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI