Suara.com - Sejumlah warganet masih menyoroti kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy, anak pejabat pajak, Rafael Alun Trisambodo terhadap David yang merupakan anak dari petinggi GP Ansor, Jonathan Latumahina.
Salah satunya, Kementerian Keuangan yang muncul dan siap bertanggung jawab dalam kasus ini, yakni dengan memberikan bantuan moral dan materiil . Namun demikian, hal ini lantas menimbulkan polemik.
Hal ini disampaikan oleh salah satu netizen yang kerap membagikan kabar terkini David, @/kurawa. Dalam cuitannya pada tanggal 24 Februari lalu, ia menyampaikan, Sri Mulyani dalam kunjungannya memberikan dukungan moril dan materiil.
"Bu Sri Mulyani @KemenkeuRI: Sebagai Pertanggungjawaban Institusi dari staf ibu sdr Rafael Alun Trisambodo maka kami meminta agar Korban sdr David diberikan perawatan yang Terbaik, kirim segera ke RS NUH Singapura krn Prof dokter specialis otak ada disana," kata dia.
Baca Juga: Berita Terpopuler: Viral Video Nesya hingga Kasus Mario Dandy Satriyo Berujung DO dari Kampus
"Terimakasih Bu SriMulyani paham kalo ini bukan semata urusan "Pribadi" Kunjungan hari ini adalah bagian dari "tanggung jawab" institusi Semoga bantuan moril dan materil bisa membuat korban segera pulih," sambung keterangan terkait.
Hal ini lantas membuat sejumlah pihak mempertanyakan sikap Kemenkeu. Pasalnya, kasus ini dianggap murni kasus pribadi dan tidak menyangkut institusi. Sebagaimana banyak diwartakan sebelumnya, kasus terkait adalah penganiayaan anak pejabat pajak dengan korban remaja putra pengurus GP Ansor. Sehingga, tidak berkaitan dengan Kemenkeu sebagai institusi.
"Duit bapaknya dandy dong, masa negara yg biayain akibat kejahatan anak pegawai kemenkeu. Bapaknya dandy gak kurang-kurang hartanya bahkan," sebut akun @/k***t_.
Netizen lainnya juga sangat menyayangkan hal ini jika benar terjadi. Sebagian besar netizen meminta keluarga korban agar fokus pada penyembuhan David sembari tetap menuntut tersangka Mario Dandy. Bukan meminta Kemenkeu untuk bertanggung jawab.
"Ini perihal lain dari kasus utamanya yaitu penganiayaan sadis oleh si pelaku," sebut warganet.
Baca Juga: Sri Mulyani Ikut Dihujat, Klub Moge Belasting Rijder Dibubarkan
Publik mengkiritik terkait ada dugaan Kemenkeu yang turut memberikan pertanggung jawaban dalam kasus penganiayaan ini.
Warganet berharap, kasus penganiayaan terhadap David dipisahkan dengan harta pejabat pajak yang terkuak berkat kasus terkait.
"Lah ko gitu? Itu menjadi tanggung jawab ortu pelaku, ndak usah melebar kemana-mana om. Untuk dukungan moril, santunan atau menjenguk sih baik," sebut akun Jo*******ik.
"Seharusnya Mario Dandy dan keluarga yang tanggung jawab kalau untuk korban. Gak Kemenkeu, beda ranah pribadi dan institusi," kata salah satu warganet.
"Tugas Kemenkeu harusnya fokus membersihkan pejabat pajak yang bermasalah. Beda sama kasus penganiayaan, jangan dicampur begini," komentar lainnya.
Meski demikian, Kemenkeu belum memberikan keterangan resmi terkait keputusan akan membiayai pengobatan David di Singapura atau tidak.
Murni Kasus Pribadi
Stafsus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo melalui Twitter-nya juga menjelaskan, pihaknya turut prihatin dan menegaskan kekerasan tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
Ia juga menyebut bahwa kasus ini jadi perhatian pihak terkait dan dibahas secara mendalam. Namun demikian, ia mengatakan pula bahwa kasus ini merupakan ranah pribadi.
“Mengingat ini kasus pribadi, kami berupaya membedakan dengan institusi. Komitmen Kemenkeu jelas, senantiasa menjaga integritas dan profesionalitas,” katanya.
“Kami berkomitmen terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan para pihak, termasuk penegak hukum dan tentu saja para sedulur Banser, Nahdliyin dan para pecinta kedamaian. Seraya berpegang pada asas praduga tak bersalah, kami sangat percaya pada kemujaraban persahabatan,” imbuhnya.
Sebelumnya ramai diberitakan, anak dari pengurus GP Ansor, Jonathan Latumahina jadi korban penganiayaan Mario Dandy yang merupakan anak dari pejabat pajak, Rafael Alun.
Dukungan untuk David terus mengalir. Korban didoakan cepat pulih kembali dan sehat seperti sebelumnya tanpa kurang apapun.