Suara.com - Amerika Serikat dan sekutunya, NATO memperingatkan China agar tidak mensuplai senjata untuk Rusia di tengah konflik dengan Ukraina.
"Kami yakin bahwa pemimpin China sedang mempertimbangkan bantuan peralatan mematikan. Kami juga belum melihat keputusan final sudah dibuat (China), dan kami belum melihat bukti adanya pengiriman peralatan mematikan," kata Direktur CIA William Burns dalam program "Face the Nation" di CBS, Minggu (26/2/2023) dikutip dari Reuters.
Anggota DPR AS dari Partai Republik Michael McCaul, yang mengetuai Komite Urusan Luar Negeri juga mengatakan, intelijen AS menunjukkan bahwa drone termasuk di antara senjata mematikan yang dipertimbangkan China untuk dikirim ke Rusia.
Sebelumnya, Joe Biden sudah menemui Presiden Volodymyr Zelenskyy di Kiev, dan menjanjikan bantuan baru bagi Ukraina senilai 500 juta dolar (sekitar Rp7,6 triliun).
Baca Juga: Tanpa Make Up, Artis Ukraina Dicegat di Bandara
Pekan lalu menandai satu tahun invasi Rusia di Ukraina yang disebut oleh Moskow sebagai "operasi militer khusus".
AS sejauh ini telah menjadi pemasok bantuan militer terbesar ke Ukraina untuk membantu negara itu melawan pasukan Rusia yang peralatannya lebih baik.
Ukraina bersiap menghadapi serangan besar-besaran dari Rusia dalam waktu dekat.
Sebelumnya diwartakan, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan memperingatkan potensi konsekuensi serius jika China mengirim senjata ke Rusia di tengah konflik Ukraina.
"Akan ada konsekuensi yang harus ditanggung China," kata Sullivan dalam wawancara State of the Union CNN yang dikutip via reuters.
Baca Juga: 5 Negara Pendukung Militer Ukraina, Amerika Serikat Nomor Satu
Sementara, dalam wawancara dengan ABC di program 'The Week', ia menyebut, China belum mengirimkan bantuan itu, tetapi juga belum mengesampingkan opsi tersebut.
"Pejabat AS telah memperingatkan pejabat China dalam forum tertutup tentang akibat yang akan ditanggung jika mengirimkan senjata ke Rusia," kata Sullivan.