Namun perilaku hedonisme itu berpotensi berujung petaka, ketika mereka terusik, seperti yang dilakukan Dandy. Mereka tak segan melakukan tindak brutal ketika harga dirinya terusik, meskipun hanya dipicu hal sepele.
Terlebih pihak yang mengusik mereka, dianggap berada jauh di bawah mereka.
"Nah, ketika melihat si sasaran, si korban ini ternyata dia tidak selevel, dia melampiaskan dendam seperti itu (kekerasan)," sebut Sigit.

Sigit pun menilai dari kasus Dandy terdapat satu hal yang dapat disimpulkan, kebanggaan atas kekayaan yang membutuhkan pengakuan.
"Bahwa dia memiliki prestise, memiliki status yang diperoleh oleh kekayaan ayahnya," sebutnya.
Namun pada kasus Dandy, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan itu berujung petaka.
"Nah, kebanggaan ekonomi ini berdampak pada perilaku kekerasan yang dia lakukan, karena korbannya dianggap adalah orang lapisan bawah. Kelompok yang ada di bawah" kata Sigit.
"Jadi ini ada status prestise, ada kebanggaan kekayaan, harga dirinya tersinggung kemudian dia melakukannya dengan kekerasan begitu," sambungnya.
Baca Juga: Jenguk di Rumah Sakit, Pendiri Jaringan Islam Liberal Nong Darol Minta Doa Kesembuhan David