Suara.com - Beredar kabar bakal calon presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan diam-diam bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Pertemuan itu disebut sebagai upaya Anies untuk meminta dukungan agar bisa memenangkan Pemilu 2024.
Kabar dengan narasi tersebut dibagikan oleh akun YouTube Jurnal Politik pada 18 Februari 2023. Dalam narasinya, akun ini mengatakan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu secara diam-diam menemui Joe Biden.
Pertemuan Anies dengan orang nomor satu di dunia itu bahkan diklaim sampai membuat pihak Istana ketar-ketir.
Adapun narasi yang dibagikan dalam thumbnail video sebagai berikut:
Baca Juga: Cek Fakta: Hakim Wahyu Kritis Usai Diteror 3 Perwira Bekingan Ferdy Sambo
"BREAKING NEWS. BIKIN ISTANA PANAS DINGIN ANIES BERTEMU JOE BIDEN TERNYATA BAHAS INI."
Sedangkan narasi dalam judul video sebagai berikut:
"BREAKING NEWS ~ JOE BIDEN DIAM-DIAM TEMUI ANIES!! BIKIN ISTANA KETAR-KETIR!!"
Lantas benarkah kabar tersebut?
PENJELASAN
Baca Juga: CEK FAKTA: Surya Paloh Diculik Pendukung Anies Baswedan, Benarkah?
Berdasarkan penelusuran, kabar Anies Baswedan diam-diam menemui Presiden Joe Biden untuk meminta dukungan terkait pencalonan dirinya sebagai presiden di Pilpres 2024 adalah tidak benar.
Faktanya, isi video yang dibagikan akun Jurnal Politik itu membahas tentang tanggapan pengamat politik Jerry Massie. Tanggapan itu terkait kunjungan Duta Besar AS Sung Yong Kim ke kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera pada Rabu (15/2/2023).
Melansir Kedaipena.com, Jerry pun menduga ada maksud terselubung di balik kunjungan Duta Besar AS tersebut. Ia menilai ada sinyalemen dukungan AS untuk Anies lewat kunjungan itu.
Terlebih, Jerry menilai bahwa sosok yang bakal memenangkan pemilu di Indonesia pada 2024 mendatang menjadi hal yang diperhitungkan dan dipertaruhkan oleh blok barat dan blok timur.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, kabar Anies Baswedan bertemu diam-diam dengan Presiden AS Joe Biden untuk meminta dukungan nyapres 2024, hingga membuat Istana ketar-ketir adalah hoaks.
Narasi tersebut masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.