"Sementara kami menilai bahwa peristiwa ini tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap personel atau wilayah AS, atau sekutu kami, peluncuran rudal tersebut justru menyoroti dampak destabilisasi dari senjata pemusnah massal dan program rudal balistik Korea Utara yang melanggar hukum," kata militer AS.
Mengapa Korea Utara Tembakkan Rudal?
Peluncuran rudal pada Senin (20/02) dini hari itu terjadi hanya dua hari setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua yang mendarat di lepas pantai barat Jepang. Tindakan ini digambarkan sebagai "latihan peluncuran mendadak."
Uji coba itu dilakukan setelah Pyongyang mengeluarkan peringatan "tegas dan kuat" atas rencana latihan militer bersama oleh Washington dan Seoul.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric kemudian mendesak Pyongyang untuk "segera berhenti mengambil tindakan provokatif lebih lanjut" yang dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan dan meminta Pyongyang melanjutkan dialog denuklirisasi.
Peluncuran rudal pada Senin (20/02) dini hari ini merupakan uji senjata ketiga Korea Utara tahun 2023 setelah negara itu menembakkan rudal terbanyak pada tahun lalu, termasuk ICBM yang mampu menyerang wilayah mana saja di AS. [ha/gtp/AFP/Reuters]