Suara.com - Jagat media sosial Twitter digegerkan dengan pengakuan dari seseorang yang mengaku sebagai mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH). Dalam cuitannya, mahasiswi bernama Annisa Sakinah itu mengaku beberapa kali dianiaya secara membabi buta oleh pria bernama Benedict Jevon Kusuma yang belakang diketahui sebagai mantan pacarnya.
Kejadian itu diungkap Annisa lewat akun Twitter miliknya dengan nama pengguna @annisasknh8.
"Aku Annisa Sakinah Mahasiswi UPH management business angkatan 2022 telah dianiaya oleh Benedict Jevon Kusuma mahasiswa UPH yang sekarang sedang magang di tempat bekerja papanya di A***a, Puri Kemangan," tulis akun tersebut seperti dikutip Suara.com, Sabtu (18/2/2023).
Dia mengaku kekerasan yang dialaminya terjadi pertama kali pada 7 Juni 2022. Setidaknya dia mengalami kekerasan sebanyak empat kali. Bukan hanya kekerasan fisik, terduga korban juga mengaku mendapatkan kekerasan verbal.
Baca Juga: Kisahnya Viral di Twitter, Polres Tangerang Usut Kasus Kekerasan yang Dialami Mahasiswi UPH
Penganiayaan yang keempat kalinya menjadi, kekerasan yang paling parah dialami korban. Korban diseret hingga dipukul secara membabi buta oleh terduga pelaku Benedict Jevon Kusuma.
"Penganiayaan yang paling parah dari sekian banyak, pelaku menganiaya aku secara membabi buta hanya karena aku memilih turun dari mobil pelaku dan pulang enggak bareng sama dia (terduga pelaku), pelaku menganiaya aku mulai dari menyeret aku masuk ke mobil," ungkap Annisa.
"Dan memaksa sampai dorong aku ke mobil dia, tonjok hidung aku sampai geser, jedotin kepala aku ke dashboard, kaca, dan stir mobil, jambak aku, tampar aku, seret dan banting aku ke tanah dan paling parah cekik aku sambil bilang 'mati lo ya anj*ng enggak pernah dengan gua ban*sat," lanjur dia.
Tak hanya itu, korban juga sering mendapatkan kalimat kasar dari terduga berupa perkataan alat kelamin dan hewan. Korban sudah melaporkan kejadian ini ke pihak kampusnya dan melakukan pemanggilan terhadap terduga pelaku.
Terduga pelaku datang membawa orang tuanya. Korban merasa kecewa, karena orang tua terduga pelaku menyudutkannya.
Baca Juga: Diduga Jadi Korban Kekerasan Rekan Satu Kampus, Mahasiswi UPH Ngaku Ditonjok hingga Dibanting!
"Dan yang bikin makin sakit, keluarga pelaku hadir bersama pelaku karena pelaku dipanggil oleh kampus (harusnya secara incognito tanpa harus didamping orang tuanya), mereka malah menjelekkan reputasi aku ke kampus (supaya tidak diproses do)," ungkapnya.
"Dan mereka bilang bahwa aku deserve (layak) untuk dapat penganiayaan seperti ini dari anaknya karena menjadi penyebab emosi pelaku. Dan mereka minta dibackup pihak kampus. Bersyukurnya pihak kampus tahu yang sebenar-benarnya karena ada pemukulan di 'area kampus' juga, makanya mereka tahu harus memproses yang mana," sambungnya.
Korban sendiri telah melaporkan kejadian buruk yang dialaminya ke Polres Tangerang Selatan pada 15 Februari. Hal itu juga telah dibenarkan oleh Kasi Humas Polres Tangsel Ipda Galih.
"Untuk kasus tersebut masih proses penyelidikan Sat Reskrim Polres Tang Selatan," kata Galih dihubungi wartawan, Sabtu (18/2/2023).