Suara.com - Penasaran, seperti apa asal usul Nyadran? Nyadran adalah salah satu tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Jawa secara turun temurun menjelang bulan Ramadan.
Tradisi ini menjadi hasil akulturasi budaya Jawa dan Islam, di mana kata "Nyadran" berasal dari kata "Sraddha" yang berarti keyakinan. Mari simak asal usul Nyadran dalam penjelasan singkat berikut.
Dalam kalender Jawa, bulan Ramadan disebut sebagai bulan Ruwah, sehingga acara Nyadran ini disebut juga sebagai acara Ruwah.
Tradisi Nyadran ini biasanya diadakan sebulan sebelum bulan puasa atau pada tanggal 10 Rajab, atau 15, 20, dan 23 Ruwah. Tujuannya yaitu untuk menghormati para leluhur dan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.
Baca Juga: Tata Cara Salat Witir yang Benar dan Niatnya, Jumlah Rakaat Selalu Ganjil
Asal Usul Nyadran
Jika menilik sejarahnya, Nyadran adalah hasil dari perpaduan antara beberapa kepercayaan yang menghasilkan kepercayaan baru antara Hindu, Islam, dan Jawa. Nyadran dipercaya sudah dilaksanakan oleh masyarakat Jawa sejak agama Hindu berkembang di Nusantara.
Pada saat itu, istilah Nyadran disebut dengan shraddha, yang artinya adalah iman. Shraddha adalah sebuah upacara penghormatan terhadap arwah orang-orang meninggal yang dianggap suci. Inti dari ritual upacara shraddha tersebut adalah menunjukkan rasa hormat kepada leluhur (nenek moyang) dan mensyukuri atas kelimpahan air dan alam.
Pelaksanaan upacara shraddha dilakukan setiap tahun, di mana waktunya menyesuaikan dengan tanggal kematian seseorang yang dihormati. Namun, jika pihak keluarga tidak mengetahui tanggal kematian seseorang yang akan didoakan dalam shraddha, maka ritual itu akan dilakukan pada hari yang luar biasa. Penentuan hari luar biasa itu didasari oleh perhitungan tertentu.
Seiring berjalannya waktu, agama Islam mulai masuk dan disebarkan di Jawa, hingga kontak budaya antara Islam, Hindu, dan Jawa pun terjadi. Kemudian lambat laun, istilah shraddha berubah menjadi sadranan atau Nyadran, yang tradisinya telah mendapatkan pengaruh nilai-nilai ajaran agama Islam.
Baca Juga: Hitung Mundur, Lebaran 2023 Kurang Berapa Hari Lagi? Ini Persiapan yang Wajib Dilakukan
Penyebaran agama Islam di Jawa yang masif tidak bisa dipisahkan dari peran Wali Songo, dan salah satu upaya wali songo dalam penyebaran Islam adalah memasukkan ajaran agama ke budaya yang telah ada supaya lebih mudah diterima masyarakat.
Upaya itu kebanyakan berbuah manis, dan ritual Nyadran merupakan salah satu contoh budaya Hindu dan Jawa Kuno yang berhasil dimasuki ajaran agama Islam. Hasil dari campuran budaya Hindu, Jawa, dan juga Islam lantas membuat kegiatan dalam Nyadran sedikit berbeda. Nyadran menjadi aktivitas kunjungan dan juga berdoa di kuburan keluarga.
Dan lambat laun, Nyadran menjadi ajang pertemuan dan perkumpulan berbagi makanan tradisional atau saling memberi satu sama lain.
Dalam perkembangan selanjutnya, Nyadran kemudian berkembang menjadi upacara yang dilaksanakan sesaat sebelum bulan Ramadan tiba, atau bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa. Seperti itulah asal usul Nyadran, tradisi menjelang bulan Ramadhan di masyarakat Jawa.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama