Suara.com - Publik digegerkan dengan kemunculan aliran kepercayaan diduga sesat di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten. Para pengikutnya melakukan ritual tak lazim, mulai dari memuja kuburan kosong hingga dijilat anjing hitam.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut sederet fakta aliran sesat di Tangerang selengkapnya.
1. Puja Kuburan Kosong
Hasil penelusuran Forkopimcam atau Forum Pimpinan Kecamatan ke lokasi tempat pemimpin aliran sesat itu, terdapat ruangan dengan tiga makam atau kuburan. Kuburan atau makam tersebut diketahui merupakan kuburan buatan atau kosongan saja.
Setelah itu, pihak Camat Cisoka Encep Sahayat melakukan pembongkaran terhadap makam tersebut. Dalam video yang beredar, terlihat ada warga yang berdoa di depan sebuah makam.
2. Berasal dari Informasi Warga
Encep Sahayat mengatakan, temuan aliran itu berawal dari informasi warga setempat. Kemudian, pihaknya beserta instansi terkait langsung mengecek lokasi tempat aliran sesat yang dipimpin seorang pria bernama Aliyudin.
3. Ritual Dijilat Anjing Hitam
Selain memuja kuburan kosong, ternyata ada ritual lain yang wajib dilakukan. Dalam tayangan video yang beredar, terlihat seekor anjing hitam yang hadir dalam ritual tersebut.
Diduga para peziarah yang ingin turut serta dalam ritual sesat itu harus dijilat terlebih dahulu oleh anjing hitam.
4. Kalimat Istighfar Dibalik
Tak hanya itu, para peziarah diwajibkan mengucapkan kalimat istigfar secara terbalik. Artinya, dari lafal astaghfirullahaladzim menjadi halazimastagfirullah.
5. Aliran Muncul Setelah Pemimpin Berhenti Bekerja
Aliran sesat itu dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Abah Ali. Abah Ali telah melakukan aksinya sejak berhenti bekerja sebagai sopir truk tanah. Sikapnya memang tidak aneh tetapi di kediamannya kerap banyak orang yang datang.
6. Dugaan Telah Berlangsung Selama Setengah Tahun
Hasil penelusuran lebih lanjut beserta adanya koordinasi dengan beberapa tokoh agama memastikan aliran yang dipimpin Aliyudin adalah aliran sesat. Alasannya yakni karena praktik atau ritual itu tidak sesuai dengan kaidah Islam.
Pelaku juga mengakui apa yang dilakukannya tidak selaras dengan kaidah Islam. Setelah mendengarkan beberapa pendapat, Aliyudin bersedia menghentikan ritual tersebut.
7. Sempat Diduga Bukan Aliran Sesat