Suara.com - Pengamat Politik, Rocky Gerung, mengusulkan agar Partai Ummat mengumumkan diri sebagai partai yang berbasis identitas. Menurutnya, hal itu dilakukan agar ada pembeda dari partai-partai lainnya di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Rocky saat menjadi narasumber diskusi bertema penundaan Pemilu di acara Rakernas Partai Ummat di Asrama Haji, Jakarta Timur, Rabu (15/2/2023).
Awalnya Rocky mengaku dirinya hadir memenuhi undangan dari Partai Ummat tersebut yakni untuk mengisi otak.
"Mengapa saya diundang partai ummat yang identitasnya Islam, apa karena saya islam. Saya Diundang karena saya punya otak. Itu kapital pertama yang diberikan Tuhan kepada manusia," kata Rocky.
Ia kemudian menyampaikan terima kasuh terhadap Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais dan Ketua Umum DPP Partai Ummat Ridho Rahmadi lantaran telah mengundang dirinya untuk berbicara di hadapan kader.
Rocky lantas menyinggung soal makna dibalik kata Ummat yang dianggapnya memihak terhadap rakyat. Menurutnya, tanpa Ummat republik akan tamat, hal itu dianggap sebagai politik identitas.
"Ummat artinya memihak rakyat, dasarnya itu, tanpa ummat republik tamat, itu yang disebut politik identitas," tuturnya.
Ia lantas meminta Partai Ummat mengumumkan diri sebagai partai yang berbasis identitas.
"Diresmikan saja bahwa partai ini berbasis identitas, supaya ada pembeda," tuturnya.
Baca Juga: Tatapan Penuh Yakin, Amien Rais Dukung Anies Baswedan Jadi Presiden 2024 di Rakernas Partai Ummat
Lebih lanjut, Rocky memprdiksi jika kehadirannya di acara partai islam pasti akan dinyinyiri oleh sejumlah pihak. Namun, menurutnya, Partai Ummat telah merangkulnya sehingga dirinya siap mengkampanyekan partai yang digagas oleh Amien Rais itu.
Rocky mengaku akan mengajak Partai Ummat berkampanye dengan argumen bukan dengan sentimen. Ia menyinggung hal sikap Presiden Jokowi yang keliru soal politik identitas.
"Hal yang keliru di dalam pandangan Pak Jokowi, saya meneruskan kekeliruan yang dideteksi pak Amien, itu menganggap bahwa politik identitas itu buruk. Yang kacau itu penggunaan politik identitas. Identitas itu adalah definisi antropologi, setiap manusia tumbuh di dalam Identitas," pungkasnya.
Lantang Politik Identitas
Sebelumnya Ketua Umum DPP Partai Ummat, Ridho Rahmadi secara lantang mengatakan jika Partai Ummat adalah politik identitas. Menurutnya, bahwa politik identitas adalah politik yang pancasilais.
Hal itu disampaikan Ridho dalam pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Ummat ke-1 di Asrama Haji, Jakarta Timur, Senin (13/2) lalu.
Awalnya Ridho menyampaikan, bahwa partainya berkomitmen untuk melanjutkan agenda reformasi. Hal itu akan dilakukan lewat perjuangan dengan beberapa poin.
Pertama, menurutnya, Partai Ummat akan menggalakkan pengkaderan, untuk mencetak kader-kader ideologis yang memiliki kecerdasan teoritis maupun praktis, dengan mental manusia tauhid yang merdeka seutuhnya.

Kemudian kedua, Partai Ummat akan membangun organisasi yang berstandar modern, yang efektif dan efisien tata kelolanya, yang terintegrasi dengan kemajuan digitalisasi, serta diisi dengan kolaborasi dan koordinasi antara kader yang solid dan konsisten.
Nah menariknya pada poin ketiga, Ridho menyebut, jika pihaknya bakal akan melawan, dengan cara yang beradab dan elegan, narasi latah yang kosong dan menyesatkan, yaitu politik identitas. Di sini lah justru Ridho menyebut jika partainya adalah politik identitas.
"Kita akan secara lantang mengatakan, “ya, kami Partai Ummat, dan kami adalah Politik Identitas"," kata Ridho dalam pidatonya yang dikutip Suara.com lewat siaran ulang chanel Youtube Amien Rais Official, Rabu (15/2/2023).
Ia pun menjelaskan, maksud politik identitas itu. Menurutnya, tanpa moralitas agama, politik akan kehilangan arah dan terjebak dalam moralitas yang relatif dan etika yang situasional.
"Ini adalah proyek besar Sekularisme, yang menghendaki agama dipisah dari semua sendi kehidupan, termasuk politik. Dengan demikian perlu dipahami, bahwa sesungguhnya, justru politik identitas adalah politik yang Pancasilais," tuturnya.
Dalam semangat yang sama, kata dia, Partai Ummat juga akan membangun perjuangan dari masjid, sebagaimana Rasulullah Saw lakukan setelah hijrah.
Bagi umat Islam, menurutnya, selain tempat ibadah, masjid seharusnya menjadi pusat inkubasi ide dan etalase gagasan, menjadi ruang pertemuan pikiran untuk menyusun rencana dan strategi keummatan, dan menjadi titik nol sebuah perjuangan, termasuk di dalamnya jihad politik.
"Yang seharusnya dilarang di masjid bukanlah politik gagasan, tapi politik provokasi, keduanya sangat lah berbeda; yang seharusnya dilarang bukanlah politik persatuan, tapi politik segregasi, sekali lagi, keduanya sangat lah berbeda," tuturnya.
Sementara poin keempat, Ridho menyampaikan, pihaknya bakal mengajak seluruh pihak berkolaborasi membangun bangsa. Kemudian yang kelima, yakni Partai Ummat dalam Pemilu 2024 akan memeras pikiran untuk memberikan gagasan-gagasan.
Adapun poin keenam, Ridho menyampaikan, jkka Partai Ummat diberikan kekuasaan menang di 2024 pihaknya bakal menegakkan keadilan-keadilan multidimensional.
"Yang jelas, tidak akan pernah mau berkompromi dengan segala bentuk kezaliman," pungkasnya.