Suara.com - Tangis Rosti Simanjuntak, ibu dari Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, pecah seketika. Kala Bharada Richard Eliezer Pudihan Lumiu atau Bharada E divonis ringan 1 tahun 6 bulan dalam kasus pembunuhan berencana terhadap anaknya.
Sambil memeluk foto Almarhum Yosua, Rosti berkata, dia beserta keluarga menaruh harapan besar kepada majelis hakim yang telah memimpin persidangan.
"Kami keluarga telah memercayai Hakim Yang Mulia sebagai perpanjangan tangan Tuhan yang telah memberikan vonis 1 tahun 6 bulan kepada Richard Eliezer," kata Rosti di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sambil menitihkan air mata, Rabu (15/2/2022).
Rosti sendiri sudah memaafkan perbuatan yang dilakukan Richard kepada Yosua. Pihak keluarga sudah menerima putusan hukuman yang dijatuhkan terhadap Richard.
"Biarlah dia bersama Tuhan di surga, walaupun Eliezer menghujami anakku dengan peluru panas, timah panas. Saya percaya kepada hakim yang menyampaikan vonis Eliezer," tegas Rosti.
Hak Meringankan Hukuman Bharada E
Dalam putusannya, Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso membeberkan hal memberatkan yang menjadi pertimbangan hukuman bagi Richard.
"Hubungan yang akrab dengan korban tidak dihargai oleh terdakwa sehingga akhirnya korban Yosua meninggal dunia," kata Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023).
Selain itu, majelis hakim pun membebrkan hal yang meringankan terhadap kasus yang menjerat Richard. Salah satu hal meringankan itu, Richard dinyatakan telah membantu penegak hukum untuk bekerja sama membongkar kasus tersebut.
Baca Juga: Derai Air Mata Kamaruddin Simanjuntak Kala Status Justice Collaborator Richard Eliezer Diterima
"Terdakwa adalah saksi pelaku yang bekerja sama, terdakwa bersikap sopan di persidangan, belum pernah dihukum, terdakwa masih muda dan diharapkan mampu memperbaiki kelak di kemudian hari, terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak menyesali perbuatannya lagi, keluarga korban Nofriansyah Yosua Hutabarat telah memaafkan perbuatan terdakwa," kata Hakim.