Suara.com - Seorang jurnalis perempuan dari media apahabar.com mendapatkan dugaan perlakuan tindak pelecehan saat meliput acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-1 Partai Ummat di Asrama Haji, Jakarta Timur, Selasa (14/2/2023).
Kejadian ini bermula saat korban berinisial D mengejar narasumber yakni Anies Baswedan untuk meminta keterangan pers, suasana memang sangat tak terkendali.
Awalnya konferensi pers Partai Ummat dan Anies sedianya akan dilakukan di ruang pressroom. Namun kebijakan berubah usai konferensi pers dipindahkan ke depan gedung acara tanpa alasan.
Sontak ratusan orang dari kader Partai Ummat dan lainnya mengerubungi Anies yang akan memberikan keterangan pers. Awak media bahkan berhimpitan dalam melakukan wawancara tersebut.
Baca Juga: Mutualisme Saat Pencalonan, Jadi Benalu di Pemerintahan
Kabar adanya kejadian tersebut pun dibenarkan Juru Bicara Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya. Namun ia menepis bahwa pelaku pelecehan seksual merupakan kader Partai Ummat. Bahkan, ia menuduh adanya penyusup yang mengenakan atribut Partai Ummat dan diduga menjadi pelaku pelecehan seksual.
"Ah nggak mungkin (kader Partai Ummat), kapan kader Partai Ummat (melakukan pelecehan seksual), itu pasti penyusup itu," kata Mustofa saat dikonfirmasi langsung oleh korban di lokasi.
Ia justru malah mempersoalkan jurnalis apahabar.com yang tidak langsung melaporkan peristiwa pelecehan seksual kepada panitia.
Namun, ia mengaku akan berupaya untuk menelusuri dan menguak kasus pelecehan seksual terhadap jurnalis yang sedang meliput Rakernas Partai Ummat.
"Saya baru dapat laporan, kami belum dapat laporan dari korbannya. Kenapa nggak lapor ke kita? itu masalahnya," tuturnya.
Baca Juga: Doa Ketum Partai Ummat: Insyaallah 14 Februari 2024 Nanti, Anies Akan Terpilih jadi Presiden RI
"Tapi nanti gini, ada laporan atau tidak, kalau kami tahu, kami akan serahkan ke pihak berwajib untuk pelecehan seksual," sambungnya.
Adapun Mustofa mengklaim, panitia Rakernas Partai Ummat telah menerjunkan lebih dari 100 personel keamanan untuk menjaga gelaran acara.
"Kami menyediakan lebih dari 100 pihak keamanan tapi di dalam forum-forum tertentu. Jadi mohon maaf sekali keamanan sudah maksimal tetapi tidak bisa mendeteksi antara para pelaku dengan orang Partai Ummat, mereka bisa nyamar karena bisa membeli atribut," tuturnya.
Mustofa menilai bahwa Rakernas Partai Ummat disesaki masyarakat umum yang bukan merupakan kader yang mengikuti rangkaian Rakernas. Bahkan mereka sengaja membeli kaos dan atribut Partai Ummat dan menyusup dalam Rakernas Partai Ummat.
"Mereka bisa membeli kaos, di luar itu ada bazar yang menjual atribut, jadi kalau bukan orang partai Ummat, beli kaos bisa saja," ujarnya.
Adapun Mustofa malah juga mengkonfirmasi banyak kehilangan barang dengan dugaan pencurian.
"Meskipun tim keamanan sudah sangat banyak tapi kami kebobolan. Selain kekerasan seksual itu tadi ada yang kehilangan handphone, kehilangan charger, tas. Karena memang ribuan ada pesertanya 1.700," ujarnya.
"Kami akan tingkatkan kewaspadaan dan pokoknya tak terulang lagi yang menimpa apahabar.com," pungkasnya.