Suara.com - Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dijatuhi vonis 20 tahun penjara terkait kasus pembunuhan berencana terhadap mantan ajudannya, Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Terkait hukuman badan itu, majelis hakim pun membeberkan 'dosa-dosa' yang memberatkan hukuman tinggi bagi Putri Candrawathi.
Dalam pertimbangannya di sidang vonis itu, Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso mengatakan tidak ada hal yang meringankan bagi Putri Candrawathi.
"Hal meringankan tidak ada," kata Hakikm Wahyu saat membacakan amar putusan di PN Jakarta Selatan.
Dalam vonis ini, hakim pun membeberkan hal-hal yang memberatkan yang menjadi pertimbangan dalam putusan terhadap Putri. 'Dosa-dosa' Putri dalam kasus Brigadir J itu di antaranya, mencoreng nama baik istri Bhayangkari hungga tidak mengakui perbuatannya di sidang.
Baca Juga: Putri Candrawathi Divonis 20 Tahun Penjara, Hakim Ungkap Tidak Ada Faktor Meringankan
"Terdakwa selaku istri seorang Kadiv Propam Polri sekaligus pengurus besar Bhayangkari sebagai Bendahara Umum seharusnya menjadi teladan dan contoh anggota Bhayangkari lainnya sebagai pendamping suami," kata hakim.
Dalam putusannya, majelis hakim menyatakan Putri bersalah melanggar Pasal 340 juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP sebagaimana dakwaan primer dari jaksa penuntut umum (JPU).
Berikut hal-hal yang memberatkan hukuman Putri Candrawathi.
- Terdakwa selaku istri seorang Kadiv Propam Polri sekaligus pengurus besar Bhayangkari sebagai Bendahara Umum seharusnya menjadi teladan dan contoh anggota Bhayangkari lainnya sebagai pendamping suami.
- Perbuatan terdakwa mencoreng nama baik organisasi para istri Bhayangkari.
- Terdakwa berbelit-belit dan tidak berterus terang dalam persidangan sehingga menyulitkan jalannya persidangan.
- Terdakwa tidak mengakui kesalahannya dan justru memosisikan dirinya sebagai korban
- Perbuatan terdakwa telah berdampak dan menimbulkan kerugian yang besar berbagai pihak baik materiel maupun moril bahkan memutus masa depan banyak personel anggota kepolisian