"Terkait dengan orang luar yang dialegnya hampir sama dengan suku Madura, kami kembalikan kepada paguyuban sendiri untuk memastikan kembali masyarakatnya sehingga yang berada di luar paguyuban dapat diketahui," tandasnya.
Sementara Ketua Paguyuban Suku Madura untuk Kota Ambon Husen, menyampaikan masyarakatnya yang berada di beberapa kawasan dalam Kota Ambon tidak mendapatkan sosialisasi seperti ini.
Sehingga tidak menutup kemungkinan, kata Husen, mereka akan terbawa emosi atau terpancing dengan situasi saat ini.
"Untuk itu kami juga meminta pihak kepolisian agar hal seperti ini dapat dilakukan bagi masyarakat Madura yang ada di kota Ambon sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak dinginkan oleh semua pihak," kata Husen.
"Kami juga akan menyampaikan hal yang saat ini disampaikan oleh Kepolisian kepada masyarakat kami yang tidak sempat hadir untuk menyikapi hal tersebut," katanya.
Warga lainnya atas nama Jainal menyampaikan, terkait dengan masyarakat Madura yang berada di Kota Ambon tidak pernah mencari masalah dengan siapapun.
"Karena Kami hanya bertujuan untuk mencari makan," ungkapnya.
Dia juga mengakui kalau saat ini banyak masyarakat yang berasal dari daerah Pasuruan dan lain-lain yang dialeg bahasanya hampir sama dengan dialeg Madura.
"Sering mencari masalah dan membawa nama suku Madura. Sehingga yang kami takutkan orang asli Madura tidak tahu menahu tentang masalah tersebut justru terkena imbasnya," kata Jainal.