Ziya mengaku sangat menyukai tari-tarian klasik. Ia ingin sekali bisa menari, namun orang tuanya tidak pernah mengizinkan.
"Saya berasal dari keluarga Muslim konservatif yang tidak pernah mengizinkan saya belajar tarian klasik," cerita Ziya dalam sebuah wawancara dengan media.
"(Orang tua saya) ortodoks sampai-sampai mereka memotong rambut saya sehingga saya tidak menari." sambungnya.
Karena itulah ia memutuskan untuk pergi dari rumah dan mengejar mimpinya belajar menari di komunitas transgender.
Sementara Zahad berasal dari keluarga nelayan beragaman Kristen di kota Thiruvananthapuram. Sama seperti Ziya, Zahad juga pergi meninggalkan rumah karena keluarganya menolak orientasi seksuaknya.
Kepergiannya dari rumah dilakukan setelah ia mengaku sebagai transgender kepada keluarganya. Namun, setelah Zahad hamil, keluarganya berbalik menerima dan mendukung pasangan itu.
"Mereka membantu Zahad selama kehamilan," kata Ziya.
Awalnya ibu Zahad meminta anaknya dan pasangannya untuk tidak mengumumkan kehamilan mereka. Namun akhirnya sang ibu mengizinkannya, sehingga Ziya dan Zahad berani mengunggah foto mereka di Instagram sekaligus mengumumkan kehamilannya.
Berbeda dengan Zahad yang telah diterima keluarganya, hingga kini keluarga Ziya belum juga belum datang menemui ia dan pasangannya.
Meski begitu, Ziya mendapatkan dukungan penuh dari komunitas transgender India. Dukungan itulah yang menguatkannya hingga kini.