Profil Egianus Kogoya, Pemimpin KKB yang Klaim Bakar Pesawat Susi Air

Jum'at, 10 Februari 2023 | 14:32 WIB
Profil Egianus Kogoya, Pemimpin KKB yang Klaim Bakar Pesawat Susi Air
KKB Papua. (Tabloid Jubi/Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Egianus Kogoya selaku pemimpin Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali disorot usai kelompoknya itu diduga membakar pesawat milik Susi Air dengan kode penerbangan PK-BVY. Peristiwa ini terjadi di Bandara Paro Kabupaten Nduga, Gunung Papua, Selasa (7/2/2023).

Akibat dari kejadian tersebut, seorang pilot asal Selandia Baru, Kapten Philips Mark Merthens asal dan lima penumpang lainnya hingga kini masih belum ditemukan. Adapun pesawat ini lepas landas dari Bandara Mozes Kilangin pukul 05.33 WIT dan tiba di Bandara Paro Nduga pukul 06.17 WIT.

Namun, pesawat tersebut mendadak tidak dapat dihubungi dan diduga dibakar oleh KKB. Atas dasar kejadian ini, informasi mengenai pemimpin kelompok Egianus Kogoya, termasuk profilnya pun kerap memicu rasa penasaran.

Profil Egianus Kogoya

Baca Juga: Alasan OPM Hubungi Selandia Baru daripada Indonesia Usai Culik Pilot Susi Air

Egianus Kogoya adalah KKB Papua di Kabupaten Nduga. Ayahnya, Silas Kogoya, telah meninggal dunia dan selama hidup aktif sebagai tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Melansir berbagai sumber, usia Egianus ini tergolong sangat muda.

Ia diketahui lahir pada tahun 1999 yang berarti usianya kini sekitar 23-24 tahun. Di sisi lain, Egianus Kogoya disebut memiliki sekitar 50 anggota yang rata-rata usianya juga masih terbilang muda. Namun, informasi ini secara detailnya tidak diketahui.

Egianus Kogoya dikenal sebagai sosok yang kejam. Ia disebut memiliki bekal senjata hasil rampasan untuk melancarkan aksinya. Secara penampilan, ia terlihat mempunyai rambut hitam dan tebal. Wajahnya pun dihiasi kumis serta janggut.

Dalam sebuah foto yang beredar, sosok pria berkulit hitam itu mengenakan pengikat bercorak bendera Inggris di kepalanya. Ia juga tampak membawa senapan mesin ringan dan mengalungkan beberapa amunisi di lehernya.

Disebutkan oleh pihak Polda Papua, terhitung sejak 2018-2023, Egianus Kogoya dan anggotanya seringkali melakukan tindak kejahatan. Biasanya, mereka beraksi di Kabupaten Nduga. KKB era ini aktif dalam menebar teror dan dianggap sebagai kelompok kriminal tereksis.

Baca Juga: 16 Kejahatan KKB Pimpinan Egianus Kogoya, Terbaru Bakar Pesawat Susi Air

Aksi Keji Egianus Kogoya

Selama dipimpin oleh Egianus Kogoya, Kelompok Kriminal Bersenjata tercatat melakukan banyak aksi keji di tanah Papua. Tak hanya masyarakat sipil, sejumlah aparat keamanan dari kalangan TNI dan Polri juga kerap menjadi korbannya.

Mulai dari menembak pesawat PK-HVU milik Dimonim Air pada Juni 2018 lalu, menyandera puluhan karyawan PT Istaka Karya, hingga membakar pesawat Susi Air, ini daftar lengkap aksi keji KKB di bawah pimpinan Egianus Kogoya.

1.  Pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air dengan rute Timika-Kenyam ditembak di Lapangan Terbang Kenyam, Nduga, pada 22 Juni 2018. Akibatnya, pesawat itu rusak dan kopilot Irene Nur Fadila terluka.

2. Penembakan pesawat kembali dilakukan pada 25 Juni 2018. Kali ini milik Trigana yang membawa logistik pemilu danaparat keamanan. Peristiwa itu lantas melukai punggung pilot Kapt Ahmad Kamil.

3. Pada tanggal 25 Juni 2018, KKB juga menyerang warga Kenyam. Adapun tiga korban meninggal, yakni Hendrik Sattu Kolab, Martha Palin, dan Zainal Abidin. Sementara anak Hendrik yang berusia 6 tahun, terluka karena wajahnya dibacok memakai parang.

4. KKB kembali beraksi pada 3-17 Oktober 2018 dengan menyandera 15 orang guru dan tenaga kesehatan di Distrik Mapenduma. Parahnya lagi, salah satu dari mereka, diperkosa.

5. Sebanyak 25 karyawan PT Istaka Karya pada 1-2 Desember 2018 turut menjadi korban sandera kelompok ini. Mereka dikumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo untuk dieksekusi. Tercatat, 19 orang meninggal dunia, 4 orang berhasil kabur, dan 2 orang tidak diketahui keberadaanya.

6. Pada 3 Desember 2018, KKB mengejar pekerja PT Istaka Karya yang melarikan diri ke Distrik Mbua. Lalu, saat sampai di Pos TNI 755/Yalet, mereka melakukan penyerangan hingga membuat Serda Handoko gugur dan 1 lainnya terluka.

7. Besoknya, pada 4 Desember 2018, Egianus menginjak Distrik Yigi dan masih belum menerima kabar soal karyawan PT Istaka Karya yang kabur. Sementara itu, mereka melawan aparat TNI dan Polri. Helikopter milik TNI pun ditembak hingga mengenai salah satu prajuritnya.

8. Satu anggota Brimob, Bharatu Wahyu dan baling-baling helikopter yang dinaikinya ditembaki di Puncak Kabo, pada 5 Desember 2018.

9. Beralih ke tanggal 7 Maret 2019, KKB kembali menyerang Distrik Mugi yang mengakibatkan tiga anggota TNI gugur. Mereka adalah Serda Siswanto Bayu, Serda Mirwariyadin, dan Serda Yusdin.

10. Pada 20 Maret 2019, tiga anggota Brimob, Bharada Aldi, Ipda Arif Rahman, dan Bharada Ravi Fitrah Kurniawan ditembak. Ketiganya pun lantas mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh.

11. Egianus Kogoya pada 23 Agustus 2019, membawa pasukannya menghalau rombongan TNI di Danau Haberna. Akibat peristiwa ini, dua prajurit dinyatakan gugur.

12. Pada 26 Maret 2022, terjadi adu senjata antara Egianus Kogoya dengan personel Marinir di Distrik Kenyam. Peristiwa ini mengakibatkan dua orang gugur, satu kritis, dan tujuh luka-luka. Tepatnya setelah pos mereka ditembaki pelontar granat.

13. Lanjut pada 7 Juni 2022, pesawat milik Sam Air yang mendarat di Bandar Udara Kenyam ditembaki KKB hingga ban depan dan tangkinya rusak.

14. KKB pada 16 Juli 2022, membantai 12 warga Kampung Nogolait. Dari kejadian ini, 10 orang termasuk pendeta setempat meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka-luka.

15. Tiga hari sebelum insiden Susi Air, yakni pada 4 Februari 2023, KKB mengancam dan mengintimidasi 15 pekerja pembangunan Puskesmas di Distrik Paro. Beruntung, mereka berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

16. Terbaru pada 7 Februari 2023, KKB membakar pesawat Pilatus PK-BPY milik Maskapai Susi Air. Akibatnya, kondisi pilot Phfilips Marthen asal Selandia Baru sampai saat ini masih belum diketahui.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI