Suara.com - Hingga Jumat (10/2/2023) siang, korban gempa yang menimpa wilayah Turki dan Suriah sudah mencapai lebih dari 21.000 orang dengan rincian 17.674 korban meninggal ditemukan di Turki dan sisanya si Suriah.
Jumlah korban dikhawatirkan terus bertambah, lebih banyak dari perkiraan awal yang hanya berada di angka 10.000 saja.
Terlebih, hawa dingin saat ini jadi hambatan berat bagi tim penyelamat untuk menyelamatkan korban yang hingga kini masih tertimpa bangunan. Selain itu juga mengancam nyawa warga lain yang saat ini kekurangan logistik.
"Tim SAR hingga saat ini terus mencari korban selamat di beberapa lokasi runtuhnya bangunan, salah satunya kota Adiyaman dengan suhu di bawah titik beku," kata lembaga penyiaran Turki dikutip via Reuters.
Baca Juga: Doyoung NCT Sumbang 1,2 Miliar Rupiah untuk Korban Gempa Turki dan Suriah
Salah seorang pengungsi, Rania mengaku, situasi di lokasi tersebut sangat buruk dan bantuan sangat minim.
Gempa masih beberapa kali terasa selepas gempa berkekuatan magnitudo 7,8 pada awal pekan ini yang disebabkan
Gempa terjadi Senin di pusat kota Kahramanmaras, Turki, dengan Dikutip BBC International, ini disebabkan aktivitas pergerakan Lempeng Anatolia.
Di tengah upaya penyelamatan korban, publik dikabarkan mulai marah dengan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan karena dianggap lamban dalam mengirimkan tim evakuasi.
"Dengan kemarahan ini, yang disebabkan keterlambatan pengiriman bantuan dan upaya penyelamatan, bencana tersebut kemungkinan besar akan mempengaruhi pemungutan suara jika terus berlanjut," kata salah seorang pejabat yang identitasnya dirahasiakan kepada Reuters.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,4 Di Jayapura Mengakibatkan 4 Orang Tewas