Suara.com - Partai Demokrat mendadak menjadi perhatian publik. Ini gegara aksi Gibran yang mengibarkan bendera partai tersebut di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Berkibarnya bendera Partai Demokrat itu bukan dalam rangka perhelatan kenegaraan atau ajang kunjungan resmi pemerintah. Aksi Gibran itu pun mencoreng nama partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono.
Pasalnya, pengibaran bendera yang dilakukan Gibran itu ilegal, sehingga yang bersangkutan sempat ditangkap otoritas keamanan Arab Saudi.
Usut punya usut, sosok Gibran bukan orang sembarangan. Ia ternyata adalah anak Ketua DPRD Kabupaten Karawang sekaligus politikus Partai Demokrat, Budianto. Dalam pengakuannya, Gibran mengaku iseng mengibarkan bendera tersebut.
Berikut ini ulasan aksi iseng Gibran di Arab Saudi.
Ikut rombongan umrah DPC Demokrat Karawang
Keberadaan Gibran di Masjid Nabawi karena dirinya merupakan bagian dari anggota jamaah umrah pengurus DPC Partai Demokrat Karawang.
Ia bisa bergabung dengan jamaah umrah tersebut, karena ayahnya merupakan salah satu politikus Partai Demokrat di Kabupaten Karawang, yang kini menjabat sebagai Ketua DPRD.
Ditangkap polisi Arab Saudi
Baca Juga: Profil Iptu Rochmat yang Meninggal, Asuh 79 Anak Yatim dan Terima Penghargaan
Ketika sedang melaksanakan ibadah umrah, Gibran disebut nekat membentangkan bendera Partai Demokrat di Masjid Nabawi, yang merupakan salah satu tempat suci umat Islam.
Atas ulahnya itu, Gibran ditangkap oleh polisi kerajaan Arab Saudi di Madinah. Kabar penangkapan itu dibenarkan oleh salah satu anggota Fraksi Partai Demokrat karawang, Abas Hadi Mulyana.
“Benar, Gibran ditangkap polisi di Madinah. Dia (Gibran) pengin foto saat mengibarkan bendera,” ujar Abas kepada awak media.
Alasan Gibran bentangkan bendera Demokrat
Menurut Abas hadi Mulyana, alasan Gibran nekat membentangkan bendera Demokrat di Masjid Nabawi adalah salah satu bentuk syukur dirinya atas keberhasilan orang tuanya melalui partai berlambang Mercy tersebut.
“Ayahnya sukses menjadi Ketua DPRD Karawang, mewakili Fraksi Demokrat,” imbuhnya.
Namun ternyata Gibran salah menempatkan rasa syukurnya, karena tindakannya tersebut bertentangan dengan aturan Arab Saudi yang melarang Jemaah membawa symbol selain Islam.
Budianto bantah anaknya ditahan
Ayah Gibran, Budianto membenarkan anaknya ditangkap oleh otoritas keamanan Arab Saudi karena mengibarkan bendera Partai Demokrat.
Namun ia membantah anaknya itu ditahan. Menurut pernyataannya, sang putra hanya diperiksa dan sudah diperbolehkan pulang.
Sempat ingin adu jotos dengan polisi Saudi
Menurut Budianto, peristiwa penangkapan Gibran berawal ketika anaknya itu berfoto bersama sejumlah kader Partai Demokrat di Masjid Nabawi.
Ketika itu Gibran berfoto sambil memegang bendera Partai Demokrat berukuran kecil. Dan ketika itu datang seorang pria berpakaian biasa mengambil bendera itu dari tangan Gibran.
Secara refleks, Gibran berusaha merebut kembali bendera tersebut. Tapi ternyata, pria tersebut merupakan anggota kepolisian Arab Saudi.
"Tiba-tiba ada polisi (Arab). Polisinya kan intel dan enggak pakai pakaian dinas, dikejar sama anak saya. Jadi bukan masalah benderanya, karena jiwa muda berantem sama polisi gitu," katanya.
Kontributor : Damayanti Kahyangan