OPM Klaim Sandera Pilot Susi Air, Polda Papua: Perlu Kehati-hatian Agar Tak Jatuh Korban

Kamis, 09 Februari 2023 | 16:56 WIB
OPM Klaim Sandera Pilot Susi Air, Polda Papua: Perlu Kehati-hatian Agar Tak Jatuh Korban
OPM Klaim Sandera Pilot Susi Air, Polda Papua: Perlu Kehati-hatian Agar Tak Jatuh Korban. (Sumber:susiair.co.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polda Papua mengklaim masih berupaya mencari pilot Susi Air, Kapten Philips Max Marthin yang sempat diklaim oleh kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) sebagai sanderanya.

Menurutnya, perlu kehati-hatian dalam proses pencarian tersebut agar tidak menimbulkan adanya korban jiwa.

"Perlu kehati-hatian agar tidak jatuh korban," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo kepada wartawan, Kamis (9/2/2023).

Di samping itu, kata Benny, pihaknya juga masih terkendala masalah jaringan telekomunikasi. Kekinian tim gabungan Polri dan TNI tengah menyiapkan langkah-langkah untuk dapat segera mengevakuasi pilot tersebut.

Baca Juga: Sosok Kapten Philips Mehrtens, Pilot Susi Air Diduga Disandera TPNPB-OPM

"Selain itu (kendala) jaringan telekomunikasi yang terbatas masih menentukan langkah-langkah yang tepat," katanya.

Klaim Sudah Terdeteksi

Sebelumnya Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengklaim telah mendeteksi keberadaan pilot Susi Air. Meski yang bersangkutan belum berhasil dievakuasi.

"Belum (ditemukan), tapi sudah terdeteksi," kata Yudo kepada wartawan di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023)..

TNI dan Polri menurut Yudo tengah fokus melakukan pencarian terhadap pilot tersebut. Setelah sebelumnya telah berhasil mengevakuasi 15 pegawai bangunan dan Puskesmas.

Baca Juga: Kabar Terkini Pencarian Pilot Susi Air Asal Selandia Baru, Sinyal GPS Lenyap Tak Terdeteksi

"Sudah kita evakuasi 15, prioritasnya sekarang ini untuk mencari pilotnya," kata dia.

Bantah Pilot Disandera OPM

Yudo juga membantah kalau pilot Susi Air ini disandera oleh kelompok. Dia mengklaim pilot tersebut bukan disandera melainkan menyelamatkan diri.

"Enggak ada penyanderaan. Nggak ada penyanderaan, dia kan ini menyelamatkan diri," klaim Yudo.

Yudo ketika itu juga mengaku belum menerima informasi terkait adanya penyanderaan. Namun dia memastikan akan berupaya mengevakuasi pilot dan para penumpang.

"Saya belum ada informasi kalau yang dibawa itu. Nanti akan kita usahakan bisa evakuasi hari ini," kata dia

OPM Sebut Panglima Sebar Hoaks

Terpisah, juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom balik membantah pernyataan Yudo. Sekaligus menegaskan pilot Susi Air tersebut telah disandera dan menuding Yudo telah menyebarkan hoaks.

"Itu Panglima TNI kah, Kapolri kah, Pangdam kah, Kapolda kah mereka tipu-tipu itu, itu namanya tukang hoaks," ujar Sebby.

Menurut klaim Sebby, kekinian pilot Susi Air tersebut bersama anggota TPNPB OPM tengah dalam perjalanan menuju markas. Dia sesumbar akan menunjukan bukti video apabila pilot Susi Air tersebut telah tiba.

"Foto dan video nanti dikirim, bukan melarikan diri," ujarnya.

Ancaman Eksekusi Pilot

TPNPB OPM sempat mengklaim telah menyandera pilot Susi Air atas nama Kapten Philips Max Marthin dari Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua, pada Selasa (7/2/2023). Mereka mengancam akan mengeksekusi pilot asal Selandia Baru tersebut apabila negosiasi dengan pemerintah gagal dilakukan.

"(Pilot) masih hidup dan dia akan buat negoisasi dengan Jakarta, jika Jakarta kepala batu, maka pilot akan dieksekusi," kata juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom saat dikonfirmasi, Selasa.

Sebby menyebut penyanderaan dilakukan oleh kelompok TPNPB OPM Ndugama-Derakma pimpinan Egianus Kogeya. Selain menyandera pilot, Sebby juga mengklaim pihaknya turut membakar pesawat Susi Air berjenis Pilatus Porter.

Sedangkan para penumpang, kata Sebby, dalam kondisi selamat dan tidak menjadi target sandera. Namun, tidak menutup kemungkinan kata dia akan ikut disandera apabila ada yang berasal dari luar Papua.

"Tapi jika penumpangnya orang imigran Indonesia, maka akan dijadikan sandera," terangnya.

Sebby mengungkap peristiwa penyanderaan ini merupakan yang kedua kali. Setelah sebelumnya juga diklaim terjadi pada 1996 lalu.

"Pertama penyelenggaraan Tim Lorenz pada tahun 1996 di Mapenduma."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI